Perusahaan manufaktur tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk alias Sritex telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 3.000 pekerjanya hingga paruh pertama 2024. Kini sisa pekerja emiten berkode SRIL itu menjadi 10 ribu orang.
Melansir Katadata, Direktur Keuangan Sritex Welly Salam mengatakan perusahaan belum menutup gelombang PHK berikutnya. Kondisi ini dapat merangsek seluruh industri tekstil hingga akhir tahun.
"Keputusan PHK di industri tekstil akan bergantung pada kebijakan-kebijakan yang diterbitkan pemerintah dalam waktu dekat," kata Welly dalam paparan publik, Selasa (25/6/2024).
Dia berdalih bahwa pemecatan pekerja menjadi jalan yang harus ditempuh agar perusahaan tidak terganggu. Menurutnya, langkah PHK harus dilakukan dengan tepat dan tidak dilihat sebagai hal yang tabu.
(Baca juga: Performa Keuangan Blibli, E-commerce yang Akuisisi Dekoruma)
Sritex sudah mengalami kerugian besar setidaknya dalam dua tahun terakhir. Menurut laporan keuangan perusahaan, kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$174,84 juta pada 2023 atau Rp2,87 triliun (asumsi kurs Rp16.436 per US$).
Kerugian itu sebenarnya sudah turun dari 2022 yang sempat menyentuh US$395,56 juta atau Rp6,5 triliun.
Penjualan bersih perusahaan terbukukan sebesar Rp325,08 juta atau Rp5,34 triliun pada 2023. Penjualan ini turun signifikan hingga 38,02% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) sebesar US$524,56 juta atau Rp8,62 triliun pada 2022.
Total aset SRIL pada 2023 mencapai US$648,98 juta (Rp10,66 triliun) turun 15,11% (yoy) dari 2022 yang sebesar US$764,55 juta (Rp12,56 triliun). Sritex tercatat memiliki liabilitas atau utang sebesar US$1,60 miliar atau Rp26,36 triliun.
Berikut rincian penjualan dan rugi bersih Sritex pada 2022-2023:
Penjualan bersih
- 2022
US$524.565.291 (Rp8.622.174.775.108)
- 2023
US$325.081.656 (Rp5.343.302.163.340)
Rugi bersih
- 2022
-US$395.563.161 (-Rp6.501.792.564.724)
- 2023
-US$174.840.395 (-Rp2,873.816.604.536).
(Baca juga: Ini Gelombang Tekstil Impor yang Masuk RI Sedekade Terakhir)