Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Global Digital Niaga Tbk. alias Blibli mencatatkan pendapatan bersih hingga Rp3,92 triliun pada kuartal I 2024.
Nilai tersebut meningkat 2,43% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) sebesar Rp3,82 triliun pada kuartal I 2024.
Namun, tingginya pendapatan tetap membuat emiten berkode BELI itu mengalami kerugian hingga Rp691,29 miliar pada kuartal I 2024. Kendati demikian, kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk itu sudah turun 21,28% (yoy) dari kuartal I 2023 yang minus Rp878,17 miliar.
Melansir Antaranews, CEO Blibli, Kusumo Martanto mengatakan bahwa struktur biaya Blibli semakin membaik. Ini terlihat dari penurunan persentase beban operasional konsolidasi terhadap total processing value (TPV), dari 8,1% pada kuartal I 2023 menjadi 7,7% pada kuartal I 2024.
Kondisi itu, kata Kusumo, menghasilkan peningkatan kinerja persentase laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (earnings before interest, tax, depreciation and amortization/EBITDA) terhadap TPV sebesar 140-bps, dari -4,6% pada kuartal I 2023 menjadi -3,2% pada kuartal I 2024.
Blibli turut menambah enam toko elektronik konsumen sepanjang empat bulan pertama 2024. Saat ini terhitung sudah ada 172 toko elektronik konsumen yang dioperasikan, serta 63 gerai supermarket premium per akhir Maret 2024.
Aset BELI tercatat sebesar Rp14,89 triliun pada kuartal I 2023, naik 15,97% (yoy) dari kuartal IV 2023 yang sebesar Rp12,84 triliun. Aset awal 2024 ini terdiri atas liabilitas atau beban sebesar Rp6,69 triliun dan ekuitas atau modal sebesar Rp8,19 triliun.
(Baca juga: Tren E-Commerce 2023, Kunjungan ke Shopee dan Blibli Meningkat)
Kabar terbaru, Blilbli mengakuisisi 26.167 saham atau 99,83% saham PT Dekoruma Inovasi Lestari (Dekoruma). Nilai akuisisi yang dilaksanakan pada 20 Juni 2024 tersebut mencapai Rp 1,17 triliun.
Menurut keterbukaan informasi di BEI yang diwartakan Katadata, manajemen Blibli menyatakan transaksi ini dapat memberikan stimulus bagi perusahaan, khususnya untuk produk home and living. Aksi korporasi ini seiring dengan upaya-upaya perseroan untuk menyelaraskan jalur perdagangan daring (online) dan luring (offline).
Dengan demikian, Blibli dan Dekoruma bisa berkembang menjadi perusahaan yang terintegrasi di bidang perdagangan, baik secara online maupun offline.
Manajemen Blibli menyebut transaksi ini merupakan transaksi afiliasi. Pasalnya, salah satu direktur perusahaan, Andi Untono, juga menjabat sebagai direktur di perusahaan induk PT Dekoruma Inovasi Lestari (DIL), yakni Dekoruma Pte Ltd.
"Dengan adanya direktur yang sama antara perseroan dan DPL, perseroan memiliki peluang lebih besar untuk memahami potensi dan kewajiban yang mungkin timbul di masa depan," kata manajemen Blibli dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin (24/6/2024).
Perseroan juga menilai akan bisa mengelola risiko dengan lebih efektif dan pengambilan keputusannya lebih terinformasi dalam transaksi tersebut dibandingkan jika melakukan transaksi dengan pihak yang tidak terafiliasi.
"Setelah penyelesaian transaksi, perseroan berencana untuk mengembangkan jalur perdagangan daring (online) dan luring (offline) PT DIL," kata manajemen Blibli. Perusahaan sebagai pemilik baru Dekoruma akan memperluas jangkauan kategori produk home and living sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari integritas bisnis perseroan.
(Baca Katadata: Sinergikan Bisnis, Blibli Akuisisi Dekoruma Rp 1,17 Triliun)