BUMN Karya adalah sebutan untuk badan usaha milik negara yang bergerak di bidang konstruksi.
Saat ini ada empat perusahaan induk BUMN Karya yang tercatat sebagai emiten, yaitu PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT PP Tbk (PTPP), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
BUMN Karya yang meraih laba bersih terbesar pada kuartal pertama tahun ini adalah PTPP.
Pada akhir kuartal I 2023, PTPP membukukan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk senilai Rp34,2 miliar, meningkat 21,5% dibanding kuartal I tahun lalu (year-on-year/yoy).
Dalam periode sama, laba bersih ADHI meningkat 18,9% (yoy) menjadi Rp8,45 miliar.
Beda nasib dengan PTPP dan ADHI, pada akhir kuartal I 2023 WSKT mencetak kerugian yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk Rp374,9 miliar, menyusut 54% (yoy) dibanding kerugian kuartal I tahun lalu.
WIKA juga membukukan kerugian Rp521,3 miliar, paling besar di kelompok perusahaan induk BUMN Karya. Padahal, sepanjang kuartal I tahun lalu WIKA masih mampu mencetak laba Rp1,3 miliar.
Kendati ada yang untung dan rugi, semua BUMN Karya tersebut masih memiliki utang yang nominalnya mencapai puluhan triliun rupiah.
WSKT memiliki utang paling besar, dengan proporsi liabilitas 86% dari total asetnya. Kemudian proporsi utang WIKA terhadap total asetnya mencapai 76,7%, proporsi utang PTPP 74,7%, dan ADHI 77,4%.
(Baca: Ini BUMN Karya dengan Utang Terbesar pada Kuartal I 2023)