Prajogo Pangestu, konglomerat Indonesia, tercatat memiliki sedikitnya lima perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Emiten tersebut di antaranya PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Petrosea Tbk (PTRO), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT).
Berdasarkan data RTI, BREN menjadi emiten Prajogo dengan kapitalisasi pasar terbesar, yakni Rp809,41 triliun pada penutupan perdagangan Jumat (7/6/2024). Nilai ini membawa BREN menjadi saham dengan valuasi terbesar ketiga di BEI setelah BBCA dan AMMN.
Nilai saham BREN tercatat sebesar Rp6.700 per lembar. Adapun volume saham yang diperdagangkan mencapai 2,56 juta lembar dengan frekuensi 919 kali dan nilai transaksi Rp15,5 miliar.
(Baca juga: BREN Jadi Emiten dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar di Indonesia 3 Mei 2024)
Terbesar kedua yakni TPIA dengan nilai Rp735,35 triliun. Nilai kapitalisasi itu juga membawa TPIA bertengger di posisi keempat BEI, tepat di bawah BREN.
Saham TPIA tercatat sebesar Rp8.700 per lembar dengan volume 22,91 juta lembar dan frekuensi 7,8 ribu kali. Adapun nilai transaksinya menyentuh Rp194,94 miliar.
Ketiga, BRPT dengan kapitalisasi Rp90,47 triliun. Harga sahamnya cukup kecil, yakni Rp975 per lembar. Volumenya 81,35 juta dengan frekuensi 10 ribu kali dan nilai transaksi Rp79,17 miliar.
Keempat, CUAN dengan nilai kapitalisasi Rp87,69 triliun. Harga sahamnya terbukukan sebesar Rp7.475 per lembar saham. Volumenya sebanyak 5,61 juta dengan frekuensi 4,1 ribu kali dan nilai transaksi Rp43,88 miliar.
Kelima, PTRO, dengan nilai Rp8,04 triliun. Nilai sahamnya Rp7.875 per lembar. Volumenya sebesar 2,88 juta lembar dengan frekuensi 2,1 ribu dan nilai transaksinya Rp23,14 miliar.
Lima emiten ini turut menyumbang
'Berita duka' BREN
Melansir Katadata, emiten energi baru terbarukan BREN gagal masuk indeks bergengsi Financial Times Stock Exchange (FTSE) Global Equity. Ini menjadi perhatian para investor dan analis pasar modal.
Analis Kiwoom Sekuritas, Miftahul Khaer mengatakan kegagalan itu ditengarai karena saham BREN masuk papan pemantauan khusus full call auction (FCA) bursa. Hal tersebut menyebabkan fluktuasi pada pergerakan saham BREN. Tak hanya itu, respons pasar yang negatif mengakibatkan performa saham BREN terus melemah dalam beberapa hari terakhir.
“Meski masih tertekan sampai sesi I hari ini, kami kira sentimen ini hanya bersifat sementara saja,” kata Mifta kepada Katadata.co.id, Kamis (6/6/2024).
Dari segi prospek, Kiwoom Sekuritas optimistis bahwa saham BREN berpotensi tumbuh ke depannya. Mifta menyebut, hal itu didorong oleh sederet aksi korporasi yang masih terus dilakukan oleh BREN.
Barito Renewables juga berkomitmen untuk memperkuat portofolio energi terbarukan dan memastikan pertumbuhan yang stabil dalam sektor panas bumi. Komitmen ini tercermin dari belanja modal yang rutin untuk pengembangan bisnis panas bumi.
(Baca juga: Harga Saham BREN Melonjak 700% Lebih dalam 8 Bulan)