Tren peningkatan harga gandum telah menunjukkan tanda-tanda mereda pada Juli. Bank Dunia melaporkan bahwa harga gandum tumbuh 29,98% ke US$382,5 per ton pada Juli dari tahun sebelumnya.
Ini merupakan laju pertumbuhan tahunan paling lambat setidaknya sejak perang Rusia-Ukraina, yang berlangsung mulai Februari.
Perang antara dua negara Eropa timur ini menambahkan tekanan ke harga gandum yang jadi meroket tajam. Pasalnya, Ukraina dan Rusia merupakan pengekspor utama komoditas ini.
Namun, Ukraina telah melanjutkan pengiriman gandum lewat Laut Hitam. Kelanjutan pengiriman ini adalah hasil dari kesepakatan dengan Rusia yang diperantarai oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kesepakatan ini juga memfasilitasi pengiriman gandum dan pupuk oleh Rusia.
Ukraina merupakan sumber impor gandum utama bagi Indonesia. Salah satu produk turunan dari komoditas ini adalah mi instan, yang merupakan favorit masyarakat Indonesia.