Adaro Energy memimpin kejatuhan saham sektor tambang seiring turunnya harga minyak mentah dan batu bara di pasar global. Saham yang memiliki kode perdagangan ADRO tersebut pada perdagangan Rabu (21/11) turun 11,78% menjadi Rp 1.310/lembar dari penutupan sebelumnya. Kemudian diikuti saham Indo Tambangraya terkoreksi 9,08% menjadi Rp 2.025/lembar.
Indeks sektor pertambangan pada perdagangan kali ini turun lebih dari 92,73 poin (5,03%) ke level 1.752,23. Alhasil, indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi 57,25 poin (0.95%) ke posisi 5.948,05. Kecemasan para investor terhadap perlambatan ekonomi global yang diikuti jatuhnya harga minyak mentah dan batu bara menjadi pemicu terkoreksinya saham tambang.
Sebagai informasi, harga minyak mentah jenis Brent terkoreksi ke US$ 62,53/barel yang merupakan level terendahnya sejak pertengahan Desember 2017. Demikian pula harga batu bara Australia Newcastle Port Thermal (6.000 kcal) 98,68/ton yang merupakan level terendah sejak awal Mei tahun ini.