Perang antara Israel dan Iran yang berkecamuk sejak 13 Juni 2025 memicu lonjakan harga minyak dunia.
Menurut data Investing.com, sehari sebelum perang meletus, pada 12 Juni 2025 harga minyak mentah Brent masih US$69,36 dan West Texas Intermediate (WTI) US$66,64 per barel.
Lalu keesokan harinya harga Brent tiba-tiba naik menjadi US$74,23 dan WTI menjadi US$71,29 per barel.
(Baca: Iran Masuk 10 Negara Penghasil Minyak Terbesar Global)
Tren kenaikan harga minyak dunia berlanjut, seiring dengan aksi Israel dan Iran yang terus saling serang.
Sampai 17 Juni 2025, harga minyak mentah Brent sudah mencapai US$76,45 per barel, meningkat 16,7% dibanding sebulan lalu.
Begitu pula minyak mentah WTI, pada 17 Juni 2025 harganya menjadi US$73,63 per barel, melonjak 18,6% dari sebulan sebelumnya.
Namun, sampai 17 Juni 2025, harga Brent dan WTI masih lebih rendah dibanding setahun lalu, seperti terlihat pada grafik.
(Baca: Ini Deretan Konflik Timur Tengah yang Guncang Pasar Minyak Global)
"Pasar minyak global bergejolak akibat meningkatnya ketegangan geopolitik setelah Israel melancarkan serangan udara ke Iran, dan Iran membalasnya," kata International Energy Agency (IEA) dalam Oil Market Report edisi Juni 2025.
"Kedua negara ini telah terlibat dalam perang bayangan selama beberapa dekade, tapi konflik saat ini adalah yang paling parah, infrastruktur energi juga menjadi sasaran untuk pertama kalinya," kata mereka.
Menurut IEA, sampai 17 Juni 2025 perang ini belum berdampak pada aliran minyak Iran. Namun, kekhawatiran akan meluasnya gangguan terhadap lalu lintas minyak di Selat Hormuz, Timur Tengah, telah mendorong kenaikan harga.
IEA juga menyatakan, stok minyak dunia cenderung aman karena pasokannya lebih tinggi dari permintaan. Namun, kondisi ini bisa berubah akibat perang.
"Meski pasar tampak memiliki pasokan yang cukup, peristiwa terkini secara tajam menyoroti risiko geopolitik yang signifikan terhadap keamanan pasokan minyak," kata IEA.
(Baca: China, Negara Pembeli Utama Minyak Iran)