Laporan keuangan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk menunjukkan, perusahaan meraup laba periode berjalan sebesar Rp2,32 triliun pada kuartal I 2025.
Laba bersih itu melonjak 1.003% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) sebesar Rp210,58 miliar pada kuartal I 2024.
Kenaikan laba bersih didorong oleh tingginya penjualan. Tercatat, penjualan sebesar Rp26,15 triliun, naik 203,35% (yoy) dari sebelumnya Rp8,62 triliun.
Kendati demikian, beban penjualan juga ikut melonjak dari Rp8,37 triliun menjadi Rp22,51 triliun sehingga laba kotor naik dari Rp250 miliar menjadi Rp3,64 triliun.
Kontribusi penjualan Antam terbesar berasal dari emas, yakni sebesar Rp21,6 triliun pada kuartal I 2025. Angkanya meroket 181,67% (yoy) dari kuartal awal tahun sebelumnya yang sebesar Rp7,67 triliun.
Volume penjualan emas juga naik signifikan hingga 93% secara tahunan menjadi 13.739 kg, ditopang oleh peningkatan produksi sebesar 39% menjadi 230 kg.
Melansir Katadata, lonjakan penjualan emas emiten berkode ANTM ini didorong oleh meningkatnya permintaan di pasar global yang dipicu ketidakpastian geoekonomi dan geopolitik. Emas dipandang sebagai aset lindung nilai atau safe haven.
(Baca juga: Ini Perusahaan RI yang Masuk Top 500 Asia Pasifik 2025 Versi TIME)
Perusahaan menjelaskan, peluncuran aplikasi "ANTAM Logam Mulia" pada Maret 2025 juga turut mendorong penjualan. Aplikasi ini memudahkan transaksi emas digital melalui fitur BRANKAS berbasis mobile, lengkap dengan sistem keamanan dan perlindungan asuransi.
Selain emas, penjualan bijih nikel juga meroket. Awalnya Rp534,13 miliar pada kuartal I 2024, naik 423,4% (yoy) menjadi Rp2,79 triliun pada kuartal I 2025.
Penjualan lainnya, yakni feronikel sebesar Rp970,68 miliar; alumina Rp439,68 miliar; bijih bauksit Rp269.06 miliar; dan peral Rp20,49 miliar pada kuartal I 2025.
Ada juga penjualan jasa pemurnian logam mulia dan jasa lainnya sebesar Rp50,63 miliar pada periode awal tahun ini.
Kini, aset perusahaan di bawah BUMN ini tercatat sebesar Rp48,3 triliun pada Maret 2025, naik 8,49% dari Desember 2024 yang sebesar Rp44,52 triliun.
Adapun liabilitasnya tercatat sebesar Rp13,67 triliun dan ekuitasnya sebesar Rp34,62 triliun pada Maret 2025.
(Baca juga: Harga Emas Antam Naik Menjadi Rp.1,91 Juta per Gram)