PT Indika Energy Tbk (INDY) mencetak laba bersih USD 452,7 juta pada 2022. Capaian ini melonjak 684% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), sekaligus menjadi rekor tertinggi baru seperti terlihat pada grafik.
Kenaikan laba emiten batu bara ini ditopang pendapatan perusahaan pada 2022 yang naik 41,2% (yoy) menjadi USD 4,3 miliar. Di sisi lain, beban keuangan INDY pada 2022 turun 1,3% (yoy) menjadi USD 103,5 juta.
"Kenaikan pendapatan perseroan terutama disebabkan oleh meningkatnya harga jual batu bara, di mana indeks batu bara Indonesia (ICI) 4 di tahun 2022 menjadi USD 86,1 per ton atau naik 30,7% dibandingkan tahun sebelumnya," kata manajemen INDY dalam siaran persnya, Rabu (29/3/2023).
INDY juga mengklaim mengalami kemajuan signifikan pada investasi non-batubara sepanjang 2022.
"Kemajuan investasi tersebut terutama berasal dari sektor kendaraan listrik, energi terbarukan, solusi berbasis alam, dan mineral. Selain itu, kami juga mencatat perkembangan signifikan dalam performa ESG melalui penurunan emisi scope 1 sebesar 14%," kata manajemen INDY.
Sepanjang 2022, realisasi belanja modal INDY untuk bidang usaha existing mencapai USD 24,3 juta. Mereka juga melakukan investasi baru sebesar USD 97,0 juta, termasuk akuisisi, untuk memperluas diversifikasi usahanya.
Kemudian INDY mengurangi utang sebesar USD 371,2 juta, hingga menjadi USD 1,09 miliar pada akhir 2022. Penurunan utang itu sebagian besarnya berasal dari pembayaran obligasi perseroan yang lebih cepat.
Tahun ini INDY masih bertahan dalam indeks LQ45 periode Februari-Juli 2023. LQ45 adalah daftar 45 emiten terpilih versi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang performanya dinilai baik berdasarkan kriteria tertentu, seperti memiliki kapitalisasi pasar besar dan likuiditas tinggi.
(Baca: Ini Saham Tambang LQ45 Paling Kuat Tahun 2022)