Terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) ke 45 memicu gonjang-ganjing di pasar finansial global. Kekhawatiran kebijakan yang akan cenderung protektif saat memimpin negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut membuat para pengelola dana keluar dari pasar berkembang. Harga-harga saham di bursa global berjatuhan dan tidak terkecuali di bursa Jakarta.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pada perdagangan akhir pekan, Jumat 11 November 2016 turun cukup dalam 218,335 poin (4 persen) ke level 5.231,971 dari posisi sehari sebelumnya. Demikian pula bila dibandingkan dengan posisi sepekan sebelumnya, indeks saham di bursa Jakarta hanya terkoreksi 2,44 persen. Pada perdagangan 11 November 2016, investor asing mencatat penjualan bersih Rp 2,46 triliun, terbesar sepanjang tahun ini. Sehingga secara akumulasi sepekan, dana asing yang keluar dari bursa Jakarta mencapai Rp 3,73 triliun.
Secara valuasi, harga-harga saham di bursa Jakarta memang sudah sangat mahal bila dibandingkan dengan bursa Asia lainnya. Hal ini terlihat dari rasio harga terhadap laba (PER) bursa Jakarta yang masih mencapai 24,1 kali menurut data Bloomberg pada 11 November 2016. Angka ini di atas PER bursa Malaysia 17,31 kali, Thailand 16,23 kali, Singapura 11,98 kali maupun Hong Kong yang hanya 12,79 kali.