Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 29,48 poin atau 0,43% ke level 6.839,45 pada penutupan perdagangan Kamis, 23 Februari 2023. Penguatan ini terjadi di tengah pelemahan bursa kawasan Asia dan global.
"IHSG mampu kembali bangkit ke zona penguatan setelah bergerak turun pada sesi pertama. IHSG merespons penurunan mayoritas indeks global dengan cenderung baik," ujar Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dikutip dari Antara, Kamis (23/2/2023).
Menurut Tim Riset Pilarmas, para pelaku pasar dan investor tengah mencerna hasil rapat bank sentral Amerika Serikat (AS), di mana hampir seluruh anggota komitenya setuju untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps), sebagai langkah untuk mengejar target penurunan inflasi AS ke level 2%.
Di sisi lain, Tim Riset Pilarmas melanjutkan, pasar Asia juga bergerak bervariasi, di mana salah satu sentimennya dikontribusikan oleh bank sentral Korea yang mempertahankan suku bunga acuan di level 3,5%.
Pada saat yang sama, harga komoditas minyak, batu bara dan emas kompak mengalami penguatan. Pasar pun tengah menanti rilis pertumbuhan ekonomi AS yang diprediksi mengalami penurunan, serta tingkat inflasi Jepang yang juga diekspektasikan naik.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), frekuensi perdagangan saham hari ini sebanyak 943,47 ribu kali transaksi.
Total saham yang berpindah tangan mencapai 14,18 miliar lembar, dengan nilai transaksi mencapai Rp9,9 triliun.
Emiten berkode FMII menjadi top gainer dengan penguatan 20,39%. Diikuti DRMA dan ASPI yang menguat masing-masing 15,2 dan 12,61%.
Adapun emiten top loser hari ini adalah RCCC yang terkontraksi 9,56%, diikuti MEDS dan GTBO yang melemah masing-masing 6,99% dan 6,94%.
Meski indeks saham menguat, mayoritas saham hari ini ditutup stagnan. Rinciannya 308 saham stagnan, 284 saham melemah, dan 254 saham menguat.
(Baca: IHSG Melemah Imbas Pasar Khawatir The Fed “Hawkish” (Rabu, 22 Februari 2023))