Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai impor pakaian dan aksesori rajut (HS61) menunjukkan tren peningkatan jelang Hari Raya Lebaran atau periode Januari-Maret 2024.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah menjelaskan, peningkatan impor tersebut untuk mengantisipasi kenaikan permintaan pakaian jelang Lebaran.
“Nilai impor komoditas ini menunjukkan tren peningkatan pada bulan-bulan menjelang Hari Raya Lebaran, pola tersebut terlihat baik di tahun ini maupun tahun lalu,” kata Habibullah dalam konferensi pers secara daring, Rabu (19/6/2024).
Tercatat, nilai impor pakaian dan aksesori rajutan (HS61) ke Indonesia sebesar US$12,26 juta pada Januari 2024. Nilainya naik menjadi US$20,87 juta pada Februari 2024.
Nilainya naik lagi menjadi US$23,98 juta pada Maret 2024. Namun, nilai impor komoditas ini mulai turun saat memasuki masa lebaran, yakni US$22,86 pada April 2024.
Secara kumulatif, pada Januari-Maret 2024 impor pakaian dan aksesori rajutan ke RI paling banyak dipasok dari China, persentasenya sebesar 38,76%.
Kemudian impor pakaian dari Vietnam 13,99%, Bangladesh 10,36%, dan Turki 5,02%. Sementara porsi gabungan impor dari negara-negara lainnya sebanyak 31,86%.
(Baca: Ribuan Ton Pakaian Impor Masuk Indonesia Tiap Bulan)