Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa hingga akhir Juli 2018 kembali turun US$ 1,53 miliar menjadi US$ 118,3 miliar (Rp 1.713,75 triliun) dari bulan sebelumnya US$ 119,8 miliar. Penurunan ini dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah yang jatuh tempo serta stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian yang terjadi di pasar keuangan global.
Meskipun mengalami penurunan, cadangan devisa BI tersebut masih cukup untuk membiayai 6,9 impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka tersebut masih di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Bank sentral menganggap bahwa cadangan devisa tersebut mampu untuk mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Cadangan devisa bank sentral telah mengalami penurunan dalam enam bulan terakhir sejak Februari 2018. Dibanding posisi akhir Januari, pundi-pundi devisa BI telah menyusut US$ 13,67 miliar setara Rp 197,98 atau 10,36%. Penurunan devisa BI terbesar terjadi pada Feburari, yakni mencapai US$ 3,92 miliar atau 2,97% dari bulan sebelumnya.