Awal 2023 The Walt Disney Company melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 7.000 orang atau 3,6% dari total karyawannya.
"Saya berkomitmen memposisikan perusahaan ini untuk menghadapi era baru," kata Robert A. Iger, Chief Executive Officer (CEO) baru Disney, dalam siaran persnya, Kamis (9/2/2023).
"Restrukturisasi strategis kami akan mengembalikan kreativitas menjadi inti perusahaan, meningkatkan akuntabilitas, menaikkan pencapaian, serta menjamin kualitas konten kami," lanjutnya.
Menurut Reuters, Disney melakukan PHK massal ini untuk menekan biaya operasional dan mencetak keuntungan dari bisnis layanan streaming mereka, yaitu Disney+, ESPN+, dan Hulu.
Namun, bukan berarti Disney tengah merugi. Menurut laporan keuangannya, mereka justru mencetak peningkatan keuntungan dalam setahun terakhir.
Sepanjang tahun fiskal 2021 The Walt Disney Company membukukan pendapatan USD 67,42 miliar. Kemudian pada tahun fiskal 2022 pendapatannya naik 22,7% menjadi USD 82,72 miliar.
Dalam periode sama, laba bersih konsolidasi mereka meningkat 57,6% dari USD 1,99 miliar menjadi USD 3,14 miliar.
Jumlah pelanggan layanan streaming-nya juga bertambah. Secara global, pelanggan berbayar Disney+ naik 39% dari 118,1 juta akun (2021) menjadi 164,2 juta akun (2022).
Kemudian jumlah pelanggan berbayar ESPN+ naik 42% dari 17,1 juta akun (2021) menjadi 24,3 juta akun (2022). Begitu pula pelanggan berbayar Hulu, naik 8% dari 43,8 juta akun (2021) menjadi 47,2 juta (2022).
(Baca: Jumlah Pelanggan Disney+ Melonjak Jadi 164 Juta, Sudah Saingi Netlfix?)