Mayoritas warga Yogyakarta menilai bahwa sejumlah gelaran festival di wilayahnya menguntungkan.
Hal ini terekam dalam survei rumah tangga yang digelar Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) pada 2019 yang bertajuk Laporan Analisis Dampak Penyelenggaraan Festival di Yogyakarta.
Dari 15 festival yang dianalisis, Cellsbutton Yogyakarta New Media Art Fest dinilai sebagai festival yang paling menguntungkan, persentasenya mencapai 100% dari total responden.
Berikutnya ada Yogyakarta Gamelan Festival yang dinilai menguntungkan bagi 73% warga setempat. Namun, terdapat 27% responden yang menyatakan festival tersebut tidak berpengaruh pada aktivitasnya.
Kemudian Festival Layang-Layang Internasional Jogja tercatat menguntungkan bagi 64% responden, sedangkan 36% menilai tidak berpengaruh.
Sementara, hanya 20% responden yang menyebut Pesta Boneka di Yogyakarta menguntungkan. Sebagian besar atau 80% menilai gelaran itu tidak berpengaruh.
Adapun keuntungan yang didapat responden berupa hiburan serta dapat menambah pengetahuan tentang budaya. Sementara, kerugian yang dialami responden berupa kemacetan, bising, dan gangguan keamanan.
Di samping itu, survei ini juga menemukan bahwa 91% responden menyatakan tertarik untuk datang ke acara festival serupa.
Survei digelar Lembaga Demografi FEB UI ini melibatkan 450 rumah tangga di lima kabupaten/kota di Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan focus group discussion (FGD) pada 2019.
(Baca: Deretan Museum Seni Dunia yang Paling Banyak Dikunjungi pada 2022)