Pertumbuhan konsumsi semen nasional menunjukkan perlambatan sejak 2012. Setelah mencapai puncak tertingginya pada 2011, pertumbuhan konsumsi semen terus mengalami perlambatan hingga 2016. Pada 2011 konsumsi semen domestik berhasil mencatat pertumbuhan 17,7 persen, namun pada 2012-2016 mengalami perlambatan. Lesunya perekonomian domestik membuat permintaan semen domestik melambat.
Periode Januari-November 2016, konsumsi semen nasional mencapai 56,5 juta ton hanya tumbuh 0,3 persen dari posisi November 2015, yaitu 56,34 juta ton. Konsumsi semen di wilayah Jawa sepanjang 2016 mengalami penurunan 2,1 persen menjadi 30,78 ton. Demikian pula konsumsi semen wilayah Kalimantan juga menyusut 11,7 persen menjadi 3,8 juta ton. Sementara konsumsi semen di Sulawesi masih menunjukkan peningkatan 14,7 persen menjadi 4,96 juta ton serta Papua dan Maluku juga tumbuh 7,1 persen menjadi 1,3 juta ton.
Pada 2017, konsumsi semen diprediksi akan meningkat hingga 84,96 juta ton. Direktur Jenderal Industri Kima, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemenerin Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengungkapkan, proyek pemerintah banyak membutuhkan pasokan semen dan setiap tahunnya akan naik. Selain itu, pembangunan perumahan dan properti akan menjadi pemicu permintaan semen.