Rumor divestasi kememilikan saham LafargeHolcim Ltd di PT Holcim Indonesia Tbk telah memicu kenaikan harga saham emiten semen yang memiliki kode perdagangan SMCB. Pada perdagangan Jumat (26/10) harga saham Holcim Indonesia ditutup di level Rp 1.870/lembar, yang berarti telah naik 123,95% dari Rp 835 pada akhir 2017.
Beberapa perusahaan semen, baik dari luar luar negeri maupun domestik dikabarkan berminat mengakuisisi kepemilikan saham anak usaha LafargeHolcim, yakni Holderfin B.V., The Netherlands yang memiliki 80,64% SMCB. PT Semen Indonesia Tbk bahkan dikabarkan melakukan penawaran dengan harga Rp 25,5-Rp 28 triliun. Nilai tersebut di atas currency enterprise adj SMCB saat ini senilai Rp 22,95 triliun, menurut data Bloomberg.
Dengan harga Rp 1.870/lembar rasio harga terhadap nilai buku (Price to Book Value/PBV) emiten semen tersebut mencapai 2,16 kali. Angka ini lebih tinggi dibanding PBV saham Semen Indonesia (SMGR) yang hanya 1,82 kali. Artinya, secara valuasi harga saham Holcim Indonesia saat ini lebih mahal dibandingkan dengan saham Semen Indonesia. Apalagi Holcim Indonesia mengalami rugi sejak 2016. Untuk itu investor harus berhati-hati untuk masuk ke saham yang berkode SMCB tersebut agar tidak terjebak di harga yang tinggi.