Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja sektor industri pengolahan kuartal I 2022 terindikasi meningkat. Hal ini tercermin dari Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) yang sebesar 51,77%, lebih tinggi dari 50,17% pada kuartal IV 2021, dan berada dalam fase ekspansi (indeks > 50).
Peningkatan PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan usaha sektor industri pengolahan kuartal I 2022 dan perkiraan kuartal II 2022 hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU).
Tercatat, nilai saldo bersih tertimbang (SBT) kegiatan usaha industri pengolahan hasil SKDU kuartal I 2022 sebesar 0,84%. Pada kuartal II 2022, nilai SBT diperkirakan naik menjadi 4,97%.
BI menjelaskan, peningkatan PMI-BI tersebut didorong oleh sejumlah aktivitas yang meningkat seiring dengan pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sehingga meningkatkan optimisme dan mendorong permintaan masyarakat.
Berdasarkan komponen pembentuknya, peningkatan PMI-BI pada kuartal I 2022 terjadi pada mayoritas komponen, terutama komponen volume total pesanan, volume produksi, dan volume persediaan barang jadi.
Volume produksi tercatat meningkat dan berada pada level ekspansi dengan indeks 53,81% pada kuartal I 2022, lebih tinggi dari 51,84% pada kuartal sebelumnya.
Sejalan dengan itu, indeks komponen volume pesanan barang input juga meningkat dari 51,67% menjadi 54,33%. Volume persediaan barang jadi meningkat dari 51,42% menjadi 53,59%.
Adapun berdasarkan subsektor, peningkatan terjadi pada mayoritas subsektor, dengan indeks tertinggi pada subsektor kertas dan barang cetakan sebesar 56,36%, sub sektor makanan, minuman, dan tembakau 53,47%, serta subsektor tekstil, barang kulit dan alas kaki 53,29%.
(Baca Juga: Ini Provinsi yang Banyak Ditopang Industri Pengolahan pada 2021)