451 Titik Panas Terdeteksi di Indonesia Dalam 24 Jam Terakhir (Minggu, 25 Februari 2024)
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 451 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 117 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Minggu (25/2/2024) pukul 08.51 WIB. Dari 451 titik panas terdeteksi, 21 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 414 titik skala sedang, dan 16 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Gempa Bumi Berkekuatan 4.7 M Guncang Kepulauan Bonin, Wilayah)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Kalimantan Timur sebanyak 225 titik. Sulawesi Tengah menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 53 titik. Kalimantan Utara berada di posisi ketiga sebanyak 38 titik panas.
Sebanyak 21 titik panas terdeteksi di Maluku Utara, Aceh menyusul dengan 15 titik panas, serta Sumatera Utara dan Sulawesi Barat masing-masing memiliki 14 dan 11 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.
(Baca: Gempa Bumi Berkekuatan 4.5 M Guncang 14 Km Utara Dari San Carlos,)