Indonesia merupakan salah satu negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di skala global.
Hal ini terlihat dari data Joint Research Centre (JRC), organisasi pendukung kebijakan berbasis riset dari European Commission.
(Baca: Peningkatan Emisi Gas Rumah Kaca Global sampai 2024)
Menurut data JRC, pada 2024, Indonesia menghasilkan emisi gas rumah kaca 1,32 miliar ton ekuivalen karbon dioksida (Gt CO2eq).
Angka tersebut setara 2,5% dari total emisi gas rumah kaca global, serta menempatkan Indonesia di peringkat ke-6 dunia.
Berikut daftar 10 negara dengan volume emisi gas rumah kaca terbesar global pada 2024:
- China: 15,54 Gt CO2eq (setara 29% dari total emisi global)
- Amerika Serikat: 5,91 Gt CO2eq (11%)
- India: 4,37 Gt CO2eq (8,2%)
- Uni Eropa: 3,16 Gt CO2eq (5,9%)
- Rusia: 2,58 Gt CO2eq (4,8%)
- Indonesia: 1,32 Gt CO2eq (2,5%)
- Brasil: 1,3 Gt CO2eq (2,4%)
- Jepang: 1,06 Gt CO2eq (2%)
- Iran: 1,05 Gt CO2eq (2%)
- Arab Saudi: 0,84 Gt CO2eq (1,6%)
Jika digabung, 10 negara tersebut menyumbang hampir 70% dari total emisi gas rumah kaca global pada 2024.
(Baca: Pembangkit Listrik, Sumber Emisi Gas Rumah Kaca Terbesar Global 2024)
Adapun angka yang tercatat di sini hanya mencakup emisi gas rumah kaca dari 8 sektor, yaitu:
- Pembangkit listrik;
- Pembakaran energi untuk industri manufaktur;
- Proses industri (seperti proses produksi semen, besi, baja, aluminium, bahan kimia, dll);
- Pembakaran energi untuk bangunan non-industri;
- Eksploitasi bahan bakar fosil (pertambangan, produksi, pengolahan);
- Transportasi darat, laut, dan udara;
- Pertanian dan peternakan;
- Pembuangan dan pengolahan sampah/limbah.
Sedangkan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan atau land use, land-use change, and forestry (LULUCF) belum termasuk.
(Baca: Pemerintah Indonesia Janji Kurangi Emisi Karbon)