Pembangkit Listrik, Sumber Emisi Gas Rumah Kaca Terbesar Global 2024

Lingkungan

Premium

Adi Ahdiat 31/10/2025 12:24 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Menurut data Joint Research Centre, emisi gas rumah kaca global pada 2024 paling banyak berasal dari pembangkit listrik.

Volume Emisi Gas Rumah Kaca Global Berdasarkan Sektor (2024)*

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Pembangkit Listrik, Sumber Emisi Gas Rumah Kaca Terbesar Global 2024”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Volume Emisi Gas Rumah Kaca Global Berdasarkan Sektor (2024)*

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Pembangkit listrik merupakan sumber emisi gas rumah kaca terbesar di skala global pada 2024.

Hal ini terlihat dari data Joint Research Centre (JRC), organisasi pendukung kebijakan berbasis riset dari European Commission.

(Baca: Peningkatan Emisi Gas Rumah Kaca Global sampai 2024)

Menurut data JRC, total volume emisi gas rumah kaca global pada 2024 mencapai 53,21 miliar ton ekuivalen karbon dioksida (Gt CO2eq).

Angka ini mencakup emisi gas rumah kaca yang berupa karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dinitrogen oksida (N2O), dan gas terfluorinasi (F gases).

Jika dilihat sumbernya, sebagian besar atau 29% emisi global berasal dari pembangkit listrik.

Berikut rincian volume emisi gas rumah kaca global pada 2024 berdasarkan sektor, diurutkan dari yang terbesar:

Pembangkit listrik: 15,64 Gt CO2eq (29% dari total emisi global)
Transportasi darat, laut, dan udara: 8,44 Gt CO2eq (16%)
Pembakaran energi untuk industri manufaktur: 6,5 Gt CO2eq (12%)
Pertanian dan peternakan: 6,24 Gt CO2eq (12%)
Eksploitasi energi fosil (pertambangan, produksi, pengolahan): 6,03 Gt CO2eq (11%)
Proses industri (seperti proses produksi semen, besi, baja, aluminium, bahan kimia, dll): 5 Gt CO2eq (9%)
Pembakaran energi untuk bangunan non-industri: 3,55 Gt CO2eq (7%)
Pembuangan dan pengolahan sampah/limbah: 1,8 Gt CO2eq (3%)

Ada satu lagi sektor yang menghasilkan gas rumah kaca, yaitu kehutanan dan penggunaan lahan atau land use, land-use change, and forestry (LULUCF).

Namun, metode pengukuran emisi LULUCF lebih kompleks dan memiliki tingkat ketidakpastian tinggi, sehingga JRC memisahkannya dari perhitungan emisi global.

(Baca: Pertumbuhan Produksi Listrik Energi Fosil dan EBT Global sampai 2024)

Editor : Adi Ahdiat