Penerapan Keberlanjutan Sektor Makanan Minuman dalam KESGI 2025
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Katadata Insight Center (KIC) melalui Katadata Environmental, Social, and Governance Index (KESGI) 2025 melakukan penilaian independen terhadap framework keberlanjutan 41 perusahaan sektor makanan minuman Indonesia.
Skor median tahun ini mencapai 47,53 dari skala 0-100 poin. Secara tren, nilai pada 2025 turun tipis 0,53 atau 1,1% dari 2024 yang memperoleh nilai median sebesar 48,06 poin.
Berdasarkan pilar penyusunnya, aspek lingkungan memiliki skor median tertinggi, yakni sebesar 57,5 poin. Kendati tertinggi, tren aspek lingkungan sektor makanan minuman sebenarnya berfluktuasi selama tiga tahun terakhir, bahkan pada 2025 menurun dari 2024 yang sebesar 63,65.
KIC menilai, capaian tersebut harus menjadi perhatian untuk perusahaan-perusahaan makanan minuman. "Pertumbuhan kinerja terkait isu lingkungan pada sektor ini belum konsisten atau stabil setiap tahunnya," tulis KIC dalam laporannya, dikutip pada Jumat (12/9/2025).
KIC juga memberi catatan bahwa aspek tata kelola dan sosial sektor ini masih perlu ditingkatkan. Rinciannya, tata kelola sebesar 51,25 dan sosial 39,02.
KESGI merupakan penilaian independen untuk mengukur kinerja keberlanjutan perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), serta beberapa BUMN yang berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional.
Penilaian dilakukan pada tiga aspek utama, yaitu lingkungan, sosial, dan tata kelola. Dasar penilaian KESGI 2025 adalah ketersediaan data dari Sustainability Report 2024 atau Annual Report 2024 yang dapat diakses publik melalui situs resmi perusahaan per Juni 2025.
Laporan keberlanjutan yang disiapkan perusahaan mengacu pada Global Reporting Initiative (GRI), serta mengikuti regulasi POJK No. 51/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan dan SEOJK No. 16/2021 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik.
Hasil riset lengkap KIC dalam Katadata ESG Index 2025 dapat diunduh di sini.
(Baca: KESGI 2025: Skor Keberlanjutan Sektor Perkebunan dan Energi Tertinggi)