Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur kembali erupsi pada Kamis (29/2/2024) pukul 16.11 WITA. Dalam sepekan terakhir, Gunung Ili Lewotolok sudah erupsi 9 kali.
Berdasarkan informasi letusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi MAGMA Indonesia, tinggi kolom abu teramati sekitar 800 meter di atas puncak (2.223 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah tenggara. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 34 milimeter dan durasi 98 detik.
(Baca: Negara dengan Gunung Berapi Aktif Terbanyak di Dunia, Indonesia Pertama)
Menurut laporan aktivitas gunung api MAGMA Indonesia, tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok di Level III (Siaga). Pengamatan kegempaan pada 29 Februari 2024 pukul 06.00-12.00 WITA menunjukkan terjadi 23 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 8,2-36,3 milimeter dan lama gempa 40-255 detik.
Kemudian, 79 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3,5-24,1 milimeter dan lama gempa 21-167 detik serta 8 kali tremor non-harmonik dengan amplitudo 4,6-32,9 milimeter dan lama gempa 126-391 detik.
PVMBG menghimbau masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/ kawah Gunung Ili Lewotolok.
Selama tahun 2024, MAGMA Indonesia telah merekam 303 letusan/erupsi gunung api di seluruh Indonesia. Gunung Marapi di Sumatera Barat paling banyak erupsi (85 kali letusan) sedangkan Gunung Ili Lewotolok erupsi 32 kali.
(Baca: Amerika Serikat Punya Jumlah Gunung Berapi Terbanyak di Dunia, Bagaimana Indonesia?)