KLHK: Jumlah Hotspot di Indonesia Capai 101 Dalam 24 Jam Terakhir (Sabtu, 9 Desember 2023)

Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 101 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 17 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Sabtu (9/12/2023) pukul 13.41 WIB. Dari 101 titik panas terdeteksi, 1 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 94 titik skala sedang, dan 6 titik skala rendah.

Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Jawa Tengah sebanyak 13 titik. Maluku Utara menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 12 titik. Kalimantan Selatan berada di posisi ketiga sebanyak 11 titik panas.

Sebanyak 9 titik panas terdeteksi di Sulawesi Tenggara, Jambi menyusul dengan 8 titik panas, serta Banten dan Papua masing-masing memiliki 6 dan 6 titik panas terdeteksi.

Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.