Insiden Tuberkolusis (TBC) Indonesia menunjukkan tren turun dalam satu dekade terakhir seperti terlihat pada grafik. Insiden TBC adalah perkiraan jumlah kasus TBC baru dan kambuh yang timbul pada tahun tertentu.
Penghitungan insiden TBC ini termasuk orang yang hidup dengan human immunodeficienc virus (HIV). Perhitungan insiden TBC dinyatakan dalam angka per 100 ribu penduduk.
Berdasarkan data Bank Dunia, insiden TBC Indonesia sebesar 301 per 100 ribu penduduk pada 2020. Angka ini lebih rendah dibanding pada 2010 yang mencapai 242 per 100 ribu penduduk. Meskipun turun, angka insiden TBC Indonesia termasuk tinggi dibandingkan dengan negara kawasan Asia Tenggara Lainnya.
Menurut data Kementerian Kesehatan, penyakit TBC Indonesia menempati peringkat ketiga terbesar di dunia setelah India dan Tiongkok. Di Indonesia terdapat 824 ribu TBC dan angka kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam. Untuk menemukan dan mengobati kasus tersebut Kementerian Kesehatan melakukan skrining besar-besaran tahun ini.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes Dr drh Didik Budijanto mengatakan dari estimasi 824 ribu pasien TBC di Indonesia baru 49% yang ditemukan dan diobati sehingga masih ada 500 ribu orang yang belum diobati dan berisiko menjadi sumber penularan.
“Untuk itu upaya penemuan kasus sedini mungkin, pengobatan secara tuntas sampai sembuh merupakan salah satu upaya yang terpenting dalam memutus penularan TBC di masyarakat,” kata Dr Didik seperti yang dirilis di situs sehatnegeriku Selasa (22/3/2022).
Kemenkes akan menskrining TBC terhadap 500 ribu kasus yang belum ditemukan dengna menggunakan peralatan X-Ray Artificial Intellligence untuk memberikan hasil diagnosis TBC yang lebih cepat dan efisien.
(Baca: Ini Provinsi dengan Kasus TBC Terbanyak pada 2021)