Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2024, Persentase Rumah Tangga dengan Status Kepemilikan Rumah Kontrak/Sewa di Perdesaan di Provinsi Gorontalo mencapai 0,82 persen. Data historis menunjukkan fluktuasi, dimana nilai tertinggi dalam lima tahun terakhir terjadi pada 2020 sebesar 1,1 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada 2010 dengan 159,57 persen, sedangkan penurunan terendah terjadi pada 2011 dengan -81,97 persen. Secara umum, data menunjukkan kondisi yang fluktuatif, dengan kenaikan dan penurunan yang tidak konsisten dari tahun ke tahun.
Nilai 0,82 persen pada 2024 lebih tinggi dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir (2021-2023) yang sebesar 0,55 persen, namun lebih rendah dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir (2019-2023) yang sebesar 0,65 persen. Ini mengindikasikan, terjadi peningkatan signifikan dalam persentase rumah tangga yang menyewa di perdesaan pada 2024, melampaui rata-rata beberapa tahun sebelumnya. Dibandingkan 5 tahun terakhir, kondisi Persentase Rumah Sewa Perdesaan di Gorontalo lebih baik. Peringkat Gorontalo menurut pulau juga mengalami kenaikan dari 3 menjadi 1.
(Baca: Persentase Rumah Tangga yang Memiliki Laptop Desa Periode 2013-2024)
Dibandingkan provinsi lain di Pulau Sulawesi pada 2024, Gorontalo menempati peringkat pertama dengan nilai 0,82 persen. Secara nasional, Gorontalo berada di peringkat 16. Provinsi dengan nilai tertinggi lainnya di Sulawesi adalah Sulawesi Barat yang bernilai 0,76 persen dan berada di peringkat 19 secara nasional. Ini menunjukkan, persentase rumah tangga yang menyewa di perdesaan di Gorontalo relatif lebih tinggi dibandingkan provinsi lain di Sulawesi.
Kenaikan tertinggi dalam data historis terjadi pada 2010 dengan pertumbuhan mencapai 159,57 persen, sementara penurunan terendah terjadi pada 2011 dengan -81,97 persen. Anomali ini dapat dijelaskan oleh berbagai faktor, seperti perubahan kebijakan perumahan, migrasi penduduk, atau kondisi ekonomi yang mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk memiliki rumah sendiri. Dibandingkan kondisi 3 atau 5 tahun terakhir, anomali ini menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam pola kepemilikan rumah di perdesaan Gorontalo.
Secara keseluruhan, data Persentase Rumah Tangga dengan Status Kepemilikan Rumah Kontrak/Sewa di Perdesaan di Provinsi Gorontalo menunjukkan fluktuasi yang signifikan. Pada 2024 terjadi peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Perbandingan dengan provinsi lain di Sulawesi menunjukkan posisi Gorontalo yang relatif lebih tinggi dalam hal persentase rumah tangga yang menyewa di perdesaan.
Papua Selatan
Papua Selatan mencatat nilai Persentase Rumah Tangga dengan Status Kepemilikan Rumah Kontrak/Sewa di Perdesaan sebesar 1,08 persen, menempatkannya pada peringkat ke-4 di pulau Papua dan peringkat ke-13 secara nasional. Meskipun demikian, terjadi penurunan sebesar 5,88 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan adanya perubahan dinamika kepemilikan rumah di wilayah tersebut. Penurunan ini patut menjadi perhatian dan memerlukan analisis lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhinya.
(Baca: Persentase Penduduk yang Memiliki Jaminan Kesehatan Asuransi Swasta di di Kalimantan Tengah | 2024)
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan menunjukkan nilai 0,96 persen, menduduki peringkat ke-6 di pulau Sumatera dan peringkat ke-14 secara nasional. Terjadi penurunan sebesar 0,06 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun terjadi penurunan kecil, namun nilai ini tetap menunjukkan bahwa sebagian masyarakat perdesaan di Sumatera Selatan masih memilih untuk menyewa rumah. Dibandingkan dengan provinsi lain di Sumatera, posisi Sumatera Selatan cukup moderat dalam hal persentase rumah tangga yang menyewa.
Kep. Riau
Kepulauan Riau menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan. Walaupun menempati urutan ke-7 di pulau Sumatera dan urutan ke-15 secara nasional, pertumbuhan persentase mencapai 67,86 persen. Nilai ini mencerminkan dinamika ekonomi dan sosial yang unik di Kepulauan Riau, yang mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti migrasi, urbanisasi, dan ketersediaan lahan.
Jambi
Jambi mencatat nilai Persentase Rumah Tangga dengan Status Kepemilikan Rumah Kontrak/Sewa di Perdesaan sebesar 0,82 persen, menempatkannya pada peringkat ke-8 di pulau Sumatera dan peringkat ke-16 secara nasional. Terjadi penurunan sebesar 24,77 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan yang cukup signifikan ini perlu diinvestigasi lebih lanjut untuk memahami penyebabnya, seperti perubahan kebijakan perumahan, kondisi ekonomi lokal, atau faktor-faktor demografis.
Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah menunjukkan angka 0,81 persen, menduduki peringkat ke-4 di pulau Kalimantan dan peringkat ke-18 secara nasional. Terjadi penurunan sebesar 17,35 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan penurunan ini, penting untuk mengkaji lebih dalam faktor-faktor yang mempengaruhi pola kepemilikan rumah di Kalimantan Tengah, serta dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat dan pembangunan wilayah.
DI Yogyakarta
DI Yogyakarta menunjukkan persentase terendah dibandingkan wilayah lain dalam data perbandingan, hanya 0,76 persen dan menduduki ranking 1 di pulau Jawa. Terjadi pertumbuhan tertinggi, yaitu 137,5 persen, menempatkannya pada urutan ke-19 secara nasional. Kenaikan ini mengindikasikan perubahan signifikan dalam preferensi atau kemampuan masyarakat untuk memiliki rumah sendiri, sehingga memilih untuk menyewa sebagai alternatif. Pertumbuhan yang tinggi ini perlu dianalisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang mendorongnya.