Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, pada tahun 2024, Provinsi Papua Tengah mengalami 5 kejadian bencana alam. Data historis menunjukkan adanya fluktuasi jumlah kejadian bencana alam di Papua Tengah dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2024, terjadi kenaikan signifikan dibandingkan tahun 2023 yang hanya mencatat 1 kejadian. Kenaikan ini perlu menjadi perhatian serius. Jika dilihat dari data historis, jumlah kejadian bencana alam tertinggi terjadi pada tahun 2011 dan 2012 dengan masing-masing 5 dan 4 kejadian.
Jika dibandingkan dengan rata-rata 3 tahun terakhir (2021-2023) yaitu 3 kejadian, maka tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun terakhir (2020-2024) yaitu 3 kejadian, maka tahun 2024 masih menunjukkan peningkatan. Pertumbuhan tertinggi dalam 5 tahun terakhir terjadi pada tahun 2024 dengan peningkatan sebesar 400% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, penurunan terendah terjadi pada tahun 2023 dengan penurunan sebesar 75% dibandingkan tahun sebelumnya. Data ini menunjukkan bahwa kejadian bencana alam di Papua Tengah cenderung fluktuatif, dengan kenaikan dan penurunan yang signifikan dari tahun ke tahun.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Perawatan Kulit Kota Kupang | 2024)
Secara peringkat di Pulau Papua, Papua Tengah berada di peringkat 3 pada tahun 2024. Untuk peringkat se-Indonesia, Papua Tengah berada di peringkat 35. Dari sisi pertumbuhan jumlah kejadian bencana alam, Papua Tengah menempati urutan teratas dibandingkan beberapa provinsi lainnya di Pulau Papua seperti Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Hal ini mengindikasikan bahwa Papua Tengah perlu meningkatkan upaya mitigasi bencana alam.
Kenaikan tertinggi jumlah kejadian bencana alam di Papua Tengah terjadi pada tahun 2024, dengan pertumbuhan sebesar 400% dibandingkan tahun 2023. Sementara itu, penurunan terendah terjadi pada tahun 2023, dengan penurunan sebesar 75% dibandingkan tahun 2021. Adanya anomali kenaikan signifikan di tahun 2024 perlu menjadi perhatian, mengingat pada tahun-tahun sebelumnya jumlah kejadian cenderung lebih stabil. Anomali ini mengindikasikan adanya faktor-faktor khusus yang memicu peningkatan kejadian bencana di tahun 2024.
Berdasarkan data, peringkat Papua Tengah dalam jumlah kejadian bencana alam di Pulau Papua pada tahun 2024 adalah 3. Nilai kejadian bencana alam di Papua Tengah pada tahun 2024 adalah 5. Anomali kenaikan di tahun 2024 ini perlu diinvestigasi lebih lanjut. Ini juga untuk memastikan langkah-langkah mitigasi dan penanggulangan bencana yang lebih efektif dan efisien di masa mendatang.
Bengkulu
Bengkulu mencatatkan 18 kejadian bencana alam, menjadi yang tertinggi dibandingkan provinsi lain yang datanya tersedia. Namun, Bengkulu mengalami penurunan signifikan sebesar 52.63% dibandingkan tahun sebelumnya. Peringkat Bengkulu di tingkat nasional adalah 32, menunjukkan perlunya upaya lebih lanjut dalam penanggulangan bencana. Penurunan ini dapat menjadi indikasi keberhasilan program mitigasi atau faktor alam yang mempengaruhi frekuensi kejadian.
(Baca: Jumlah Korban Menderita dan Mengungsi akibat Bencana Alam Periode 2013-2024)
Papua Barat
Papua Barat menunjukkan perbaikan signifikan dengan pertumbuhan 100% dibandingkan tahun sebelumnya, mencatatkan 18 kejadian bencana. Peringkat Papua Barat juga berada di posisi yang sama dengan Bengkulu yaitu 32 secara nasional. Peningkatan ini mengindikasikan upaya penanggulangan bencana yang efektif di wilayah tersebut. Namun, perlu diingat bahwa angka kejadian masih relatif tinggi, sehingga upaya pencegahan tetap krusial.
Kalimantan Utara
Kalimantan Utara mengalami penurunan drastis sebesar 86.67% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan hanya mencatatkan 10 kejadian bencana. Meski demikian, Kalimantan Utara tetap perlu waspada, mengingat potensi bencana alam masih ada. Peringkat nasional Kalimantan Utara adalah 34, menunjukkan perlunya evaluasi terhadap strategi penanggulangan bencana yang telah diterapkan.
Papua Barat Daya
Papua Barat Daya mencatatkan 4 kejadian bencana, mengalami penurunan sebesar 20% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan peringkat nasional 36, Papua Barat Daya menunjukkan kinerja yang relatif baik dalam penanggulangan bencana. Fokus pada peningkatan kapasitas masyarakat dan infrastruktur yang tahan bencana dapat menjadi langkah strategis untuk mengurangi risiko di masa depan.
Papua Pegunungan
Papua Pegunungan mencatatkan 3 kejadian bencana dengan pertumbuhan 50% dibandingkan tahun sebelumnya. Peringkat nasional provinsi ini adalah 37, menunjukkan perlunya upaya lebih intensif dalam mitigasi bencana. Peningkatan ini, meski tidak signifikan, tetap menjadi perhatian mengingat potensi kerentanan wilayah pegunungan terhadap bencana alam.
Papua Selatan
Papua Selatan mencatatkan 3 kejadian bencana, sama dengan Papua Pegunungan, dan juga mengalami pertumbuhan sebesar 50% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan peringkat nasional yang sama yaitu 37, Papua Selatan juga perlu meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. Kesamaan angka kejadian dan pertumbuhan antara Papua Pegunungan dan Papua Selatan mengindikasikan tantangan serupa dalam penanggulangan bencana di kedua wilayah tersebut.