Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi daging kambing di Maluku Utara pada tahun 2024 sebesar 109,8 ton. Data historis menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan. Nilai tertinggi produksi terjadi pada tahun 2008 dengan 1356 ton, sementara nilai terendah tercatat pada tahun 2012 dengan hanya 29 ton. Pada tahun 2024, produksi mengalami pertumbuhan positif sebesar 33,25% dibandingkan tahun sebelumnya.
Produksi daging kambing di Maluku Utara dalam lima tahun terakhir menunjukkan kondisi fluktuatif. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2024 sebesar 33,25%, sedangkan penurunan terendah terjadi pada tahun 2021 dengan penurunan 26,53%. Rata-rata produksi selama tiga tahun terakhir (2022-2024) adalah sekitar 100,9 ton, lebih rendah dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024) yaitu 99,4 ton. Secara umum, produksi kambing di Maluku Utara masih perlu ditingkatkan.
(Baca: Jumlah Sekolah SMA di Jambi 2018 - 2024)
Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Maluku, Maluku Utara menempati peringkat pertama produksi daging kambing pada tahun 2024. Namun, secara nasional, Maluku Utara berada di peringkat ke-24. Nilai produksi daging kambing Maluku Utara terpaut cukup jauh dibandingkan provinsi-provinsi lain penghasil daging kambing terbesar di Indonesia.
Anomali terjadi pada periode 2011-2013 dimana produksi daging kambing merosot tajam. Tahun 2011 menunjukkan angka 1031 ton, lalu tiba-tiba turun menjadi 29 ton di tahun 2012. Meskipun kemudian naik menjadi 59 ton di tahun 2013, angka ini masih jauh di bawah rata-rata produksi tahunan sebelumnya. Penurunan drastis ini perlu menjadi perhatian khusus untuk dievaluasi penyebabnya.
Kenaikan produksi di tahun 2024 sebesar 33,25% menjadi sinyal positif bagi peternakan kambing di Maluku Utara. Diharapkan, tren positif ini dapat terus berlanjut dengan adanya dukungan dan intervensi yang tepat dari pemerintah daerah. Perlu adanya upaya peningkatan populasi kambing, perbaikan kualitas bibit, serta peningkatan manajemen peternakan agar produksi daging kambing di Maluku Utara dapat terus meningkat di masa mendatang.
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara menduduki peringkat ke-21 secara nasional dalam produksi daging kambing. Dengan nilai produksi sebesar 285,11 ton, wilayah ini mengalami pertumbuhan sebesar 21,84%. Walaupun menunjukkan pertumbuhan positif, Sulawesi Tenggara masih perlu berupaya lebih keras untuk meningkatkan produksi daging kambingnya agar dapat bersaing dengan provinsi lain di Indonesia. Peringkatnya di pulau Sulawesi adalah kedua, mengindikasikan adanya potensi peningkatan yang dapat diraih. Dibandingkan rata-rata pertumbuhan tahun sebelumnya, pertumbuhan kali ini jauh lebih tinggi yang hanya mencapai 21,84 persen.
(Baca: Harga Cabai Rawit Hijau di Pasar Tradisional Periode November 2024-2025)
Gorontalo
Gorontalo menempati peringkat ke-22 secara nasional. Dengan nilai produksi 162,96 ton, Gorontalo mengalami penurunan yang signifikan turun 42,42%. Penurunan ini menunjukkan adanya tantangan yang perlu segera diatasi agar produksi daging kambing di Gorontalo tidak semakin merosot. Dibandingkan provinsi lain di Sulawesi, Gorontalo menempati posisi ketiga. Jika dibandingkan dengan provinsi lain, penurunan di wilayah ini cukup tinggi sehingga perlu adanya evaluasi lebih lanjut terhadap faktor-faktor yang memengaruhi produksi daging kambing di Gorontalo. Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan Gorontalo dapat kembali meningkatkan produksinya dan memperbaiki posisinya di tingkat nasional.
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah berada di peringkat ke-23 secara nasional dalam hal produksi daging kambing. Dengan nilai produksi sebesar 154,59 ton, provinsi ini mengalami penurunan yang cukup besar, yaitu -88,87%. Penurunan ini adalah yang terbesar dibandingkan provinsi lain di Sulawesi, menunjukkan adanya permasalahan serius yang perlu ditangani. Peringkat Sulawesi Tengah di pulau Sulawesi adalah keempat. Mengingat penurunan yang sangat signifikan ini, perlu adanya penelitian mendalam untuk mengidentifikasi penyebabnya dan merumuskan solusi yang efektif. Tanpa langkah-langkah yang tepat, produksi daging kambing di Sulawesi Tengah berisiko terus menurun di masa mendatang.
Kalimantan Utara
Kalimantan Utara menduduki peringkat ke-25 secara nasional. Dengan nilai produksi daging kambing sebesar 109,01 ton, provinsi ini mengalami penurunan turun 24,66%. Penurunan ini menunjukkan adanya tantangan dalam menjaga stabilitas produksi daging kambing di wilayah tersebut. Dibandingkan dengan provinsi lain di Kalimantan, Kalimantan Utara menempati posisi keempat. Untuk memperbaiki posisinya, Kalimantan Utara perlu mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan penurunan produksi dan mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kembali produksinya. Persentase penurunan 24,66 ini masih cukup tinggi yang mengindikasikan adanya tantangan.
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Bangka Belitung berada di peringkat ke-26 secara nasional dalam produksi daging kambing. Dengan nilai produksi sebesar 82,41 ton, provinsi ini mengalami penurunan turun 51,69%. Penurunan ini cukup signifikan dan menunjukkan adanya permasalahan yang perlu segera diatasi. Di pulau Sumatera, Kepulauan Bangka Belitung menempati posisi kedelapan. Mengingat potensi sumber daya alam yang dimiliki, Kepulauan Bangka Belitung memiliki peluang untuk meningkatkan produksi daging kambingnya. Persentase penurunan 51,69 persen merupakan penurunan drastis dibandingkan provinsi lain.
Bengkulu
Bengkulu menempati peringkat ke-27 secara nasional dalam hal produksi daging kambing. Dengan nilai produksi sebesar 78,19 ton, provinsi ini mengalami penurunan turun 36,69%. Penurunan ini menunjukkan adanya tantangan dalam mempertahankan tingkat produksi daging kambing di Bengkulu. Di pulau Sumatera, Bengkulu menempati posisi kesembilan. Bengkulu perlu berupaya lebih keras untuk meningkatkan produksi daging kambingnya agar dapat bersaing dengan provinsi lain di Sumatera. Rata-rata penurunan daging kambing sebesar 36,69 merupakan tanda bahwa perlu adanya evaluasi lebih lanjut.