Kementerian Pertanian - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mencatat populasi ayam buras di Banten pada tahun 2024 sebanyak 7.117.038 ekor. Data historis menunjukkan penurunan signifikan turun 74.49% dibandingkan tahun 2022. Penurunan ini jauh di bawah rata-rata, karena secara historis, populasi ayam buras di Banten fluktuatif, namun tidak pernah mengalami penurunan sedrastis ini. Pada tahun 2024, Banten menempati peringkat ke-5 di Pulau Jawa dan peringkat ke-14 secara nasional.
Rata-rata populasi ayam buras di Banten dalam 3 tahun terakhir (2020-2022) adalah 8.384.233 ekor. Jika dibandingkan dengan rata-rata ini, populasi tahun 2024 jauh lebih rendah. Dalam 5 tahun terakhir (2018-2022), rata-rata populasi mencapai 9.511.061 ekor, menunjukkan penurunan yang lebih besar lagi jika dibandingkan dengan kondisi 2024. Kenaikan tertinggi populasi ayam buras di Banten tercatat pada tahun 2018 dengan 11.123.185 ekor, sementara penurunan terendah sebelum 2024 terjadi pada tahun 2020 dengan 7.558.451 ekor.
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan untuk Perawatan Kulit Kab. Kutai Kartanegara | 2024)
Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa, Banten menempati urutan ke-5 dengan populasi terendah. Posisi ini sama dengan tahun sebelumnya. Nilai populasi ayam buras Banten sebesar 7.117.038 ekor jauh di bawah provinsi lain di Jawa. Ranking se-Indonesia, Banten berada pada posisi 14, dimana posisi ini menunjukkan penurunan tajam, mengingat Banten pernah berada di peringkat 8 pada tahun 2017 dan 2018.
Penurunan populasi ayam buras di Banten pada tahun 2024 merupakan anomali jika dibandingkan dengan data historis. Meskipun populasi ayam buras cenderung fluktuatif dari tahun ke tahun, penurunan turun 74.49% sangat signifikan. Kondisi ini patut menjadi perhatian dan memerlukan kajian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab penurunan tersebut.
Data historis menunjukkan bahwa populasi ayam buras di Banten mengalami kenaikan tertinggi pada tahun 2018 dengan pertumbuhan 1.43% atau sebesar 11.123.185 ekor. Penurunan terendah sebelum tahun 2024 terjadi pada tahun 2020, yaitu -28.01% atau menjadi 7.558.451 ekor. Anomali terjadi pada tahun 2024 karena penurunan sangat tajam, jauh melampaui fluktuasi normal yang terjadi dalam lima tahun terakhir.
Kalimantan Timur
Kalimantan Timur menempati urutan pertama di Pulau Kalimantan dengan populasi ayam buras sebanyak 2.569.524 ekor, menduduki peringkat 11 secara nasional. Terjadi penurunan turun 50.43% dibandingkan tahun sebelumnya, yang mana nilai ini adalah penurunan cukup dalam. Walau demikian, posisi Kalimantan Timur masih lebih baik dari provinsi lain di Kalimantan. Dibandingkan rata-rata, kondisi ini mencerminkan tantangan tersendiri bagi peternakan ayam buras di Kalimantan Timur.
(Baca: Persentase Pengangguran 2024 di Kabupaten Batu Bara 5,75%)
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat berada di posisi kedua untuk wilayah Nusa Tenggara dan Bali, dengan populasi ayam buras tercatat 2.201.847 ekor. Dengan angka ini, Nusa Tenggara Barat menempati urutan ke-12 secara nasional. Nusa Tenggara Barat mengalami penurunan tajam turun 76.08%, sebuah penurunan yang cukup besar, namun masih berada di atas Riau, yang berada di urutan kelima, berdasarkan data perbandingan di pulau masing-masing.
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat menempati posisi kedua di Pulau Sulawesi dengan populasi 2.089.520 ekor dan menempati urutan ke-13 secara nasional. Provinsi ini mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 242.76% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini kontras dengan mayoritas provinsi lainnya yang mengalami penurunan, menunjukkan potensi besar dalam pengembangan peternakan ayam buras di wilayah tersebut.
Riau
Riau berada di urutan kelima di Pulau Sumatera dengan populasi ayam buras sebesar 1.741.689 ekor, menempatkannya pada peringkat 15 secara nasional. Penurunan yang dialami cukup besar, yaitu -72.9%, mencerminkan perlunya intervensi dan evaluasi terhadap program-program peternakan ayam buras di Riau agar dapat kembali meningkatkan produksinya.
Sulawesi Tenggara
Dengan populasi ayam buras 1.722.896 ekor, Sulawesi Tenggara berada di urutan ketiga di Pulau Sulawesi dan peringkat 16 secara nasional. Sulawesi Tenggara mengalami penurunan cukup tajam, turun 85.05% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini paling signifikan dibandingkan provinsi lain di Sulawesi, sehingga perlu adanya perhatian khusus.
Kalimantan Barat
Kalimantan Barat menduduki posisi kedua di Pulau Kalimantan, dengan populasi ayam buras mencapai 1.706.637 ekor, menempatkannya di urutan 17 secara nasional. Penurunan turun 71.88% menunjukkan bahwa Kalimantan Barat juga menghadapi tantangan serupa dengan Kalimantan Timur dalam mempertahankan dan meningkatkan populasi ayam buras.