Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Nusa Tenggara Timur pada tahun 2025 sebanyak 1.088.780 jiwa. Data historis menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2024, jumlah penduduk miskin tercatat 1.107.940 jiwa. Jadi, terjadi penurunan sebanyak 19.160 jiwa. Pertumbuhan kemiskinan di Nusa Tenggara Timur mengalami kontraksi turun 1,73%.
Rata-rata jumlah penduduk miskin di Nusa Tenggara Timur dalam tiga semester terakhir (2023-2025) adalah 1.129.280 jiwa. Ini menunjukkan bahwa kondisi pada tahun 2025 lebih baik dibandingkan rata-rata tiga semester terakhir. Rata-rata dalam lima semester terakhir (2021-2025) adalah 1.132.156 jiwa. Artinya, kondisi kemiskinan 2025 juga lebih baik dibandingkan rata-rata lima semester terakhir. Penurunan ini menunjukkan adanya perbaikan dalam upaya penanggulangan kemiskinan di provinsi ini.
(Baca: Statistik Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Natuna 2015-2024)
Secara ranking di wilayah Nusa Tenggara dan Bali, Nusa Tenggara Timur menempati peringkat pertama dalam jumlah penduduk miskin pada semester terakhir. Ranking ini sama dengan semester sebelumnya. Namun, secara nasional, Nusa Tenggara Timur berada pada peringkat kelima. Ini menunjukkan bahwa meskipun terjadi perbaikan di tingkat provinsi, tantangan kemiskinan masih cukup besar dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia.
Kenaikan tertinggi jumlah penduduk miskin di Nusa Tenggara Timur dalam data historis terjadi pada tahun 2015, yaitu sebesar 167.960 jiwa. Sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2020, yaitu turun 16.860 jiwa. Fluktuasi ini menunjukkan bahwa upaya penanggulangan kemiskinan di Nusa Tenggara Timur menghadapi berbagai tantangan dan dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Terdapat anomali pada tahun 2015, dimana terjadi lonjakan signifikan. Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga semester sebelumnya (2013-2015), lonjakan ini sangat mencolok. Rata-rata pertumbuhan pada periode tersebut adalah sekitar 1.393 jiwa. Jika dibandingkan dengan rata-rata lima semester sebelumnya (2011-2015), rata-rata pertumbuhan adalah 26.712 jiwa. Ini menunjukkan bahwa tahun 2015 merupakan tahun yang berat dalam upaya penanggulangan kemiskinan di Nusa Tenggara Timur.
Jawa Timur
Jawa Timur, yang menduduki peringkat pertama secara nasional, mencatatkan jumlah penduduk miskin sebesar 3.875.880 jiwa. Meskipun menduduki peringkat teratas, Jawa Timur mengalami pertumbuhan negatif turun 0,46%. Angka ini menunjukkan upaya yang cukup berhasil dalam menekan angka kemiskinan. Nilai ini sedikit lebih rendah dibandingkan nilai tahun sebelumnya sebesar 3.893.820 jiwa. Dengan demikian, Jawa Timur masih menjadi provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Indonesia.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Buleleng Periode 2004 - 2024)
Jawa Barat
Jawa Barat menempati urutan kedua secara nasional dengan jumlah penduduk miskin mencapai 3.654.740 jiwa. Provinsi ini mengalami penurunan jumlah penduduk miskin dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 13.610 jiwa, dengan pertumbuhan tercatat -0,37%. Secara historis, Jawa Barat menunjukkan tren positif dalam mengurangi kemiskinan. Nilai ini menunjukkan efektivitas program penanggulangan kemiskinan di Jawa Barat. Dibandingkan dengan provinsi lainnya di Pulau Jawa, Jawa Barat menunjukan nilai yang cukup kompetitif.
Jawa Tengah
Dengan jumlah penduduk miskin sebanyak 3.366.690 jiwa, Jawa Tengah berada di posisi ketiga secara nasional. Provinsi ini mengalami penurunan sebesar 29.650 jiwa dari tahun sebelumnya, mencatatkan pertumbuhan turun 0,87%. Ini menunjukkan kemajuan signifikan dalam upaya pengentasan kemiskinan. Jawa Tengah terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Jawa Tengah berpotensi untuk terus menekan angka kemiskinan di masa mendatang.
Sumatera Utara
Sumatera Utara berada di peringkat keempat secara nasional dengan jumlah penduduk miskin 1.140.250 jiwa. Provinsi ini mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,64%. Nilai ini sedikit lebih tinggi dibandingkan nilai tahun sebelumnya sebesar 1.110.920 jiwa. Peningkatan ini mengindikasikan adanya tantangan dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pemerintah daerah perlu mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas program-program penanggulangan kemiskinan.
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur menempati posisi kelima secara nasional dengan jumlah penduduk miskin 1.088.780 jiwa. Provinsi ini mencatatkan penurunan sebesar 19.160 jiwa dengan pertumbuhan -1,73%. Nilai tahun sebelumnya tercatat 1.107.940 jiwa. Ini menunjukkan kemajuan dalam upaya pengentasan kemiskinan di wilayah tersebut. Walaupun masih menghadapi tantangan, Nusa Tenggara Timur menunjukkan komitmen untuk terus memperbaiki kondisi sosial ekonominya. Dengan strategi yang tepat, Nusa Tenggara Timur berpeluang untuk menurunkan angka kemiskinan secara signifikan.