Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB sektor ketenagalistrikan Kalimantan Tengah pada 2024 mencapai Rp 206,56 miliar. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 6,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai ini lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir (2020-2024) yang mencapai 12,03%. Pertumbuhan tertinggi dalam periode tersebut terjadi pada 2020 sebesar 21,31%.
Dibandingkan rata-rata PDRB sektor ketenagalistrikan tiga tahun terakhir (2022-2024) sebesar Rp 191,79 miliar, PDRB 2024 lebih tinggi. Namun, pertumbuhan 2024 lebih rendah dibandingkan pertumbuhan rata-rata tiga tahun terakhir sebesar 8,94%. Terjadi anomali pada tahun 2021, di mana pertumbuhan hanya 7,43%, jauh di bawah rata-rata pertumbuhan tahunan.
(Baca: PDRB ADHB di Kabupaten Berau Menurut Sektor pada 2024)
Secara peringkat di Pulau Kalimantan, Kalimantan Tengah tetap berada di posisi ke-4 pada 2024. Sedangkan secara nasional, Kalimantan Tengah menempati peringkat ke-20. Nilai PDRB sektor ketenagalistrikan Kalimantan Tengah pada 2024 sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir.
Kenaikan tertinggi PDRB sektor ketenagalistrikan Kalimantan Tengah dalam data historis terjadi pada tahun 2015, dengan pertumbuhan mencapai 79,49%. Sementara kenaikan terendah terjadi pada tahun 2013, dengan penurunan turun 3,33%. Fluktuasi ini menggambarkan dinamika sektor ketenagalistrikan yang dipengaruhi berbagai faktor, termasuk investasi, kebijakan, dan permintaan energi.
Dibandingkan dengan provinsi lain di Kalimantan, Kalimantan Tengah masih berada di bawah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat dalam hal PDRB sektor ketenagalistrikan. Ini menunjukkan potensi pengembangan sektor ini di Kalimantan Tengah masih cukup besar. Peningkatan investasi dan efisiensi energi dapat menjadi kunci untuk meningkatkan kontribusi sektor ketenagalistrikan terhadap perekonomian daerah.
DI Yogyakarta
DI Yogyakarta menempati peringkat ke-17 secara nasional dengan nilai PDRB sektor ketenagalistrikan sebesar Rp 274,04 miliar. Pertumbuhan ekonomi sektor ini mencapai 10,47%, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan Kalimantan Tengah. Namun, posisinya di Pulau Jawa adalah keenam, menunjukkan masih ada potensi untuk peningkatan lebih lanjut.
(Baca: Persentase Jalan Kabupaten dengan Kondisi Mantap Periode 2015-2023)
Aceh
Dengan nilai PDRB sektor ketenagalistrikan sebesar Rp 221,05 miliar, Aceh berada di peringkat ke-18 secara nasional. Pertumbuhan sebesar 6,43% menunjukkan peningkatan yang stabil, meskipun lebih lambat dari DI Yogyakarta. Di Pulau Sumatera, Aceh menduduki peringkat ke-7, mengindikasikan perlunya strategi untuk meningkatkan daya saing sektor kelistrikan di provinsi ini.
Jambi
Jambi mencatatkan nilai PDRB sektor ketenagalistrikan sebesar Rp 212,28 miliar, menempatkannya di peringkat ke-19 secara nasional. Pertumbuhan ekonomi sektor ini sebesar 8,84% menunjukkan potensi yang cukup baik. Sebagai provinsi di Pulau Sumatera, Jambi berada di urutan ke-8, memerlukan inovasi untuk meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap perekonomian daerah.
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara memiliki nilai PDRB sektor ketenagalistrikan sebesar Rp 179,91 miliar, dengan peringkat ke-21 secara nasional. Pertumbuhan sebesar 8,89% menunjukkan sektor ini mengalami perkembangan positif. Sebagai salah satu provinsi di Pulau Sulawesi, Sulawesi Utara menduduki peringkat ke-2, menunjukkan kinerja yang cukup baik di wilayahnya.
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki nilai PDRB sektor ketenagalistrikan sebesar Rp 153,46 miliar. Pertumbuhan ekonomi sektor ini sebesar 9,03%. Peringkat NTB secara nasional adalah ke-22, sementara di wilayah Nusa Tenggara dan Bali, NTB berada di urutan ke-2. Hal ini mengindikasikan potensi untuk mengembangkan sektor ini lebih lanjut.
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki nilai PDRB sektor ketenagalistrikan sebesar Rp 125,88 miliar. Pertumbuhan ekonomi sektor ini sebesar 8,03%. Di wilayah Nusa Tenggara dan Bali, NTT menempati posisi ke-3. Peringkat NTT secara nasional adalah ke-23.