Anak-anak tak hanya berpotensi tertular Covid-19, namun juga kehilangan orang tua yang meninggal akibat terinfeksi virus tersebut. Berdasarkan studi oleh Susan D Hillis dan koleganya yang dipublikasikan di jurnal medis The Lancet, lebih dari 1,5 juta anak diperkirakan kehilangan wali utama (orang tua atau kakek dan nenek) karena corona.
Dengan pemodelan serupa, Litbang Kompas memperkirakan India sebagai negara dengan jumlah anak kehilangan wali utama akibat corona terbanyak di dunia. Pasalnya, ada 239,8 ribu anak yang harus menjadi yatim/piatu/yatim piatu karena corona di negara tersebut hingga 22 Agustus 2021.
Brasil menempati posisi kedua dengan angka yatim/piatu/yatim piatu sebanyak 180 ribu orang. Sebanyak 157,8 ribu anak di Meksiko juga harus kehilangan wali utama mereka akibat corona.
Kemudian, ada 127,8 ribu anak di Afrika Selatan yang harus kehilangan wali utama mereka karena corona. Amerika Serikat berada di posisi kelima karena ada 121,3 ribu anak yang harus menjadi yatim/piatu/yatim piatu karena corona.
Adapun, Litbang Kompas memperkirakan sebanyak 30.912 anak di Indonesia harus kehilangan wali utama mereka selama pandemi corona. Dari jumlah tersebut, sebanyak 7.139 anak berada di Jawa Tengah.
Guna mengatasi persoalan tersebut, penularan corona harus dicegah semaksimal mungkin. Salah satu caranya dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun.
(Baca: Anak Muda Indonesia Lebih Takut Covid-19 Dibanding Kelompok Usia Lain)