Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi (Mom) sub kelompok pengoperasian peralatan transportasi pribadi di Kabupaten Kerinci, Jambi pada April 2025 turun 0,04 persen. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 0,54 persen. Data historis menunjukkan fluktuasi, di mana setelah mengalami penurunan signifikan turun 1,01 persen pada November 2024, terjadi kenaikan bertahap hingga Maret 2025. Penurunan pada April 2025 ini mengindikasikan adanya perubahan dinamika harga pada sub kelompok ini.
Jika dibandingkan dengan rata-rata inflasi dalam tiga bulan terakhir (Februari-April 2025) sebesar 0,33 persen, angka inflasi April 2025 lebih rendah. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata lima bulan terakhir (Desember 2024-April 2025) turun 0,13 persen, kondisi April 2025 menunjukkan perbaikan. Kenaikan tertinggi dalam lima bulan terakhir terjadi pada Maret 2025 (0,54 persen), sementara penurunan terendah terjadi pada November 2024 (-1,01 persen).
(Baca: Pengeluaran Perkapita Sebulan Besar untuk Rokok dan Tembakau Kab. Bekasi | 2024)
Secara peringkat di Pulau Sumatera, Kabupaten Kerinci menempati urutan ke-40 pada April 2025. Sementara secara nasional, Kabupaten Kerinci berada pada urutan ke-128. Kondisi ini menunjukkan bahwa inflasi pada sub kelompok ini di Kabupaten Kerinci relatif lebih rendah dibandingkan beberapa kabupaten/kota lain di Sumatera dan Indonesia.
Kenaikan tertinggi inflasi di Kabupaten Kerinci dalam data historis terjadi pada Agustus 2024 dengan pertumbuhan mencapai 1300 persen. Penurunan terendah terjadi pada November 2024 dengan nilai -1.01 persen. Fluktuasi ini mengindikasikan adanya faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi harga pengoperasian peralatan transportasi pribadi di wilayah tersebut, seperti perubahan harga bahan bakar atau biaya perawatan kendaraan.
Anomali terjadi pada November 2024 saat inflasi turun 1,01 persen, jauh di bawah rata-rata tiga bulan sebelumnya (September-November 2024) yang turun 0,43 persen. Penurunan signifikan ini perlu diinvestigasi lebih lanjut untuk memahami penyebabnya, seperti kemungkinan adanya kebijakan atau faktor eksternal yang mempengaruhi harga.
Timika
Timika mencatatkan inflasi dibandingkan bulan sebelumnya turun 0,04 persen, menduduki peringkat ke-6 di Pulau Papua dan peringkat ke-125 secara nasional. Pertumbuhan inflasi di Timika mencapai 900 persen. Nilai ini menunjukkan adanya penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya, namun tetap perlu diperhatikan untuk menjaga stabilitas harga di wilayah tersebut. Dengan pertumbuhan yang signifikan ini, Timika menunjukkan dinamika yang menarik dalam perbandingan inflasi di antara wilayah lain.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kota Medan | 2004 - 2024)
Kabupaten Nabire
Kabupaten Nabire mencatatkan inflasi -0,03 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Dengan angka ini, Nabire menempati urutan ke-7 di Pulau Papua dan urutan ke-126 secara nasional. Pertumbuhan inflasi mencapai 1266.67 persen. Angka ini menempatkan Nabire sebagai salah satu wilayah dengan pertumbuhan inflasi yang cukup tinggi dibandingkan dengan wilayah lain. Hal ini mengindikasikan adanya perubahan signifikan dalam dinamika harga di Nabire.
Kabupaten Tulungagung
Kabupaten Tulungagung mencatatkan inflasi dibandingkan bulan sebelumnya turun 0,04 persen, berada di urutan ke-31 di Pulau Jawa dan urutan ke-128 secara nasional. Pertumbuhan inflasi di Tulungagung mencapai 950 persen. Nilai inflasi dan pertumbuhan ini menunjukkan bahwa Tulungagung mengalami dinamika harga yang perlu diperhatikan, terutama dalam konteks perkembangan ekonomi regional. Posisi ini menunjukkan Tulungagung selevel dengan wilayah lain seperti Kota Depok dan Jakarta.
Kota Depok
Kota Depok memiliki nilai inflasi yang sama dengan Kabupaten Tulungagung, yakni -0,04 persen, menduduki urutan ke-31 di Pulau Jawa dan urutan ke-128 secara nasional. Pertumbuhan inflasi di Kota Depok turun 1500 persen. Data ini menunjukkan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Pertumbuhan yang negatif ini mengindikasikan adanya tekanan deflasi di Kota Depok, yang perlu dianalisis lebih lanjut untuk memahami penyebab dan dampaknya.
Jakarta
Jakarta juga memiliki nilai inflasi yang sama dengan Kabupaten Tulungagung dan Kota Depok turun 0,04 persen, berada di urutan ke-31 di Pulau Jawa dan urutan ke-128 secara nasional. Pertumbuhan inflasi di Jakarta juga sama dengan Kota Depok, yakni -1500 persen. Dengan nilai inflasi dan pertumbuhan yang identik dengan Kota Depok, Jakarta menunjukkan kondisi ekonomi yang serupa dalam periode waktu yang sama. Penurunan pertumbuhan ini mengindikasikan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi harga di ibu kota.