Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, besar pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Bekasi pada tahun 2024 mencapai Rp149.596 per kapita per bulan. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 2,2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pengeluaran untuk rokok dan tembakau ini berada di peringkat ke-9 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Jawa Barat, serta menduduki peringkat ke-139 secara nasional. Proporsi pengeluaran untuk rokok dan tembakau ini relatif kecil dibandingkan dengan pengeluaran total masyarakat Kabupaten Bekasi. Sebagai perbandingan, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang jasa mencapai Rp339.366, untuk makanan jadi Rp398.530, dan untuk perawatan mencapai Rp84.439.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Kalimantan Selatan Periode 2018-2023)
Secara historis, pengeluaran untuk rokok dan tembakau di Kabupaten Bekasi cenderung fluktuatif. Sempat mengalami penurunan sebesar 1,5% pada tahun 2019, kemudian melonjak tinggi sebesar 13,3% pada tahun 2020. Setelah itu, pertumbuhan cenderung stabil di angka 2-5% setiap tahunnya. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2020, sementara pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2019.
Rata-rata pengeluaran masyarakat Kabupaten Bekasi secara keseluruhan menunjukkan perkembangan yang signifikan. Pengeluaran ini mencerminkan adanya peningkatan daya beli dan perubahan pola konsumsi masyarakat. Pertumbuhan ini didorong oleh berbagai faktor, seperti peningkatan pendapatan, perubahan gaya hidup, dan ketersediaan barang dan jasa yang semakin beragam.
Di antara kabupaten/kota lain di Jawa Barat, Kota Bekasi mencatatkan nilai pengeluaran untuk rokok dan tembakau tertinggi, yaitu Rp196.516 per kapita per bulan, dengan pertumbuhan mencapai 22,3%. Kota Bandung berada di urutan kedua dengan nilai Rp178.884 dan pertumbuhan 10,8%, diikuti Kabupaten Subang dengan nilai Rp172.481 dan pertumbuhan 11,1%. Kabupaten Karawang mencatatkan nilai Rp167.922 dengan pertumbuhan 7.3%, serta Kabupaten Indramayu dengan nilai Rp167.146 mengalami penurunan -1.2%. Posisi Kabupaten Bekasi berada di urutan ke-9 di antara kabupaten/kota se-Provinsi Jawa Barat.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Sumatera Barat 2015 - 2024)
Kota Bekasi
Berdasarkan data terbaru, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk bukan makanan di Kota Bekasi mencapai Rp1.908.316, menunjukkan pertumbuhan sebesar 22,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini menempatkan Kota Bekasi pada peringkat pertama di antara kabupaten/kota di Jawa Barat. Pertumbuhan yang signifikan ini mengindikasikan peningkatan konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa non-makanan.
Kota Depok
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kota Depok tercatat sebesar Rp2.823.253. Angka ini mencerminkan pertumbuhan sebesar 3,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan Kota Bekasi, Kota Depok tetap menduduki peringkat kedua dalam hal pengeluaran total di Jawa Barat.
Kota Bogor
Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan untuk makanan di Kota Bogor mencapai Rp909.166. Terjadi pertumbuhan yang signifikan sebesar 21% dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan pertumbuhan ini, Kota Bogor menduduki peringkat keenam di Jawa Barat.
Kota Bandung
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kota Bandung mencapai Rp2.378.240. Data ini menunjukkan penurunan sebesar 14% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun mengalami penurunan, Kota Bandung tetap menjadi salah satu kota dengan tingkat pengeluaran tertinggi di Jawa Barat, berada di peringkat keempat.