Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase penduduk perempuan di perkotaan dan perdesaan yang mempunyai keluhan kesehatan di Sumatera Selatan pada tahun 2024 sebesar 31,18 persen. Data historis menunjukkan fluktuasi selama periode 2009-2024. Nilai tertinggi tercatat pada tahun 2022 sebesar 33,94 persen, sementara nilai terendah terjadi pada tahun 2014 sebesar 24,62 persen. Dibandingkan tahun sebelumnya, persentase pada tahun 2024 mengalami kenaikan sebesar 2,73 persen.
Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2021-2023) yang sebesar 30,66 persen, persentase tahun 2024 lebih tinggi. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2019-2023) yang sebesar 30,01 persen, persentase tahun 2024 juga lebih tinggi. Ini menunjukkan bahwa keluhan kesehatan pada penduduk perempuan di Sumatera Selatan cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Kenaikan tertinggi dalam lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2022 dengan pertumbuhan 16,71 persen, sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2023 dengan penurunan -16,18 persen.
(Baca: Jumlah Sekolah SMA di Kalimantan Utara 2018 - 2024)
Pada tahun 2024, Sumatera Selatan berada di peringkat ke-4 di Pulau Sumatera dan peringkat ke-9 secara nasional. Peringkat ini menunjukkan perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya, dimana Sumatera Selatan berada di peringkat ke-6 di Pulau Sumatera dan peringkat ke-14 secara nasional.
Kenaikan tertinggi pada data historis terjadi pada tahun 2022 dengan nilai 33,94 persen. Sementara itu, kenaikan terendah terjadi pada tahun 2017 dengan nilai 27,59 persen. Terdapat anomali pada tahun 2023, di mana terjadi penurunan signifikan menjadi 28,45 persen, namun kembali meningkat di tahun 2024.
Secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa persentase penduduk perempuan dengan keluhan kesehatan di Sumatera Selatan mengalami fluktuasi dengan kecenderungan meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun terjadi penurunan pada tahun 2023, data tahun 2024 menunjukkan peningkatan kembali, menandakan bahwa isu kesehatan perempuan perlu menjadi perhatian di Sumatera Selatan.
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Bangka Belitung mencatatkan persentase penduduk perempuan dengan keluhan kesehatan sebesar 31,4 persen, menduduki peringkat ke-3 di Pulau Sumatera dan peringkat ke-6 secara nasional. Terjadi peningkatan sebesar 1,42 persen dari tahun sebelumnya, menunjukkan adanya perhatian terhadap isu kesehatan perempuan di wilayah ini. Dengan nilai tersebut, Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan komitmen yang kuat dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan di wilayahnya.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Asahan | 2004 - 2024)
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur (NTT) menduduki peringkat ke-2 di antara pulau-pulau di Nusa Tenggara dan Bali dengan persentase 31,35 persen. Angka ini menunjukkan penurunan turun 1,69 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan peringkat ke-7 secara nasional, NTT perlu meningkatkan upaya untuk mengatasi keluhan kesehatan pada penduduk perempuan, agar tidak tertinggal dengan daerah lain.
Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat menempati peringkat ke-2 di Pulau Jawa dan peringkat ke-8 secara nasional dengan persentase 31,22 persen. Pertumbuhan signifikan sebesar 17,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya menunjukkan adanya peningkatan kesadaran dan perhatian terhadap kesehatan perempuan di Jawa Barat. Peningkatan ini patut diapresiasi dan dipertahankan untuk keberlanjutan program kesehatan perempuan.
Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan menduduki peringkat pertama di Pulau Kalimantan dengan persentase 30,87 persen. Pertumbuhan sebesar 4,89 persen dibandingkan tahun sebelumnya menunjukkan adanya perbaikan dalam penanganan isu kesehatan perempuan. Dengan menduduki peringkat ke-10 secara nasional, Kalimantan Selatan memiliki potensi besar untuk terus meningkatkan kualitas kesehatan perempuan di wilayahnya.
DI Yogyakarta
Dengan persentase 30,77 persen, DI Yogyakarta berada di urutan ketiga di Pulau Jawa dan menempati peringkat ke-11 secara nasional. Pertumbuhan yang cukup signifikan sebesar 6,62 persen menunjukkan adanya perhatian terhadap kesehatan perempuan di wilayah ini. DI Yogyakarta perlu terus meningkatkan upaya agar dapat bersaing dengan provinsi lain dalam meningkatkan kualitas kesehatan perempuan.
Jawa Timur
Jawa Timur mencatatkan persentase 30,61 persen dan menduduki peringkat ke-4 di Pulau Jawa. Pertumbuhan 6,06 persen dibandingkan tahun sebelumnya menunjukkan adanya perkembangan positif dalam penanganan isu kesehatan perempuan. Meskipun menduduki peringkat ke-12 secara nasional, Jawa Timur memiliki potensi untuk meningkatkan posisinya dengan terus meningkatkan program-program kesehatan perempuan.