Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Asahan pada tahun 2024 sebesar 8,12 persen. Angka ini menunjukkan sedikit penurunan sebesar 1,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah penduduk miskin tercatat 61.340 jiwa dari total penduduk 797.101 jiwa.
Perkembangan kemiskinan di Asahan menunjukkan penurunan dibandingkan kabupaten lain di Sumatera Utara. Jumlah penduduk miskin di Asahan menempatkannya pada urutan ke-138 secara nasional. Pertumbuhan ekonomi dan program pengentasan kemiskinan yang dilakukan pemerintah daerah menjadi faktor yang berperan dalam penurunan ini.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Boalemo Periode 2004 - 2024)
Data historis menunjukkan fluktuasi angka kemiskinan di Asahan. Persentase kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar 13,77 persen. Sedangkan persentase terendah terjadi pada tahun 2024 sebesar 8,12 persen. Pertumbuhan angka kemiskinan terendah terjadi pada tahun 2008 yaitu -6,39 persen, sementara pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 10,27 persen. Dibandingkan rata-rata 3 tahun terakhir, persentase kemiskinan saat ini lebih rendah. Secara nasional, urutan persentase kemiskinan Kabupaten Asahan bergeser dari urutan 262 pada tahun 2004 menjadi 305 pada tahun 2024.
Dibandingkan kabupaten lain di Sumatera Utara dengan persentase kemiskinan berdekatan, Kabupaten Asahan menunjukkan posisi yang cukup baik. Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki persentase kemiskinan 8,44 persen, Kabupaten Mandailing Natal 8,69 persen, Kota Medan 7,94 persen, Kabupaten Padang Lawas 7,87 persen, Kabupaten Tapanuli Utara 8,21 persen, dan Kabupaten Toba Samosir 8,07 persen.
Kabupaten Humbang Hasundutan
Kabupaten ini memiliki persentase kemiskinan 8,44 persen dan berada pada urutan ke-290 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 16.780 jiwa dari total penduduk 209.317 jiwa. Garis kemiskinan di wilayah ini tercatat Rp 487.256,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita penduduknya mencapai Rp 39,94 juta per tahun, dengan pertumbuhan 6,83 persen.
Kabupaten Mandailing Natal
Persentase penduduk miskinnya 8,69 persen dan menduduki peringkat ke-280 di Indonesia. Dengan 40.560 jiwa penduduk miskin dari total populasi 498.720 jiwa. Garis kemiskinan di kabupaten ini adalah Rp 519.553,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat mencapai Rp 40,12 juta per tahun, dan tumbuh 8,85 persen.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Belitung Timur | 2004 - 2024)
Kota Medan
Kota ini mencatatkan persentase kemiskinan 7,94 persen dan berada pada urutan ke-311 secara nasional. Jumlah penduduk miskinnya mencapai 187.040 jiwa dari total populasi 2.539.829 jiwa. Garis kemiskinan di Medan adalah Rp 695.295,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita penduduknya tergolong tinggi, yakni Rp 132,57 juta per tahun, dengan pertumbuhan 8,14 persen.
Kabupaten Padang Lawas
Wilayah ini memiliki persentase kemiskinan 7,87 persen dan menempati urutan ke-315 di Indonesia. Terdapat 24.960 jiwa penduduk miskin dari total populasi 268.427 jiwa. Garis kemiskinan di Kabupaten Padang Lawas sebesar Rp 483.395,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita penduduknya mencapai Rp 65,28 juta per tahun, dengan pertumbuhan yang cukup tinggi, yakni 11,59 persen.
Kabupaten Tapanuli Utara
Persentase kemiskinan di kabupaten ini adalah 8,21 persen, menempatkannya pada urutan ke-301 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 25.510 jiwa dari total populasi 329.252 jiwa. Garis kemiskinan di Tapanuli Utara tercatat Rp 531.593,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat mencapai Rp 34,49 juta per tahun, dengan pertumbuhan 6,25 persen.
Kabupaten Toba Samosir
Kabupaten ini memiliki persentase kemiskinan 8,07 persen dan berada pada urutan ke-307 secara nasional. Jumlah penduduk miskinnya 15.030 jiwa dari total populasi 219.148 jiwa. Garis kemiskinan di Toba Samosir sebesar Rp 531.581,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita penduduknya mencapai Rp 47,45 juta per tahun, dan tumbuh 5,1 persen.