Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHK Sektor Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik Menurut Provinsi Kep. Bangka Belitung pada tahun 2024 adalah sebesar 96,36 Rp miliar. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 1,98% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih rendah jika dibandingkan rata-rata pertumbuhan tiga tahun terakhir (2021-2023) yang sebesar 0,25% dan rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir (2019-2023) yang turun 0,74%.
Secara historis, pertumbuhan tertinggi PDRB ADHK sektor ini di Kep. Bangka Belitung terjadi pada tahun 2012 dengan pertumbuhan sebesar 7,84%. Sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2020 dengan penurunan sebesar 8,82%. Terlihat adanya fluktuasi dalam pertumbuhan PDRB ADHK sektor ini di Kep. Bangka Belitung dalam beberapa tahun terakhir. Fluktuasi ini ditandai dengan periode pertumbuhan positif yang diselingi dengan periode penurunan, menunjukkan ketidakstabilan dalam kinerja sektor ini.
(Baca: Jumlah Sekolah SMA di Kalimantan Utara | 2024)
Pada tahun 2024, Kep. Bangka Belitung berada di peringkat ke-7 di pulau Sumatera untuk PDRB ADHK sektor ini. Nilai PDRB Kep. Bangka Belitung lebih rendah dibandingkan beberapa provinsi lain di Sumatera, seperti Sumatera Barat yang berada di peringkat ke-6 dengan nilai 125,66 Rp miliar. Secara nasional, Kep. Bangka Belitung berada di peringkat ke-21.
Anomali terjadi pada tahun 2020 ketika terjadi penurunan tajam sebesar 8,82%. Hal ini berbeda dengan rata-rata pertumbuhan tiga tahun sebelumnya (2017-2019) yang menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 0,13%. Penurunan ini mengindikasikan adanya faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja sektor industri logam, komputer, elektronik, optik, dan peralatan listrik di Kep. Bangka Belitung pada tahun tersebut.
Meskipun terjadi penurunan pada tahun 2024, kinerja sektor ini masih lebih baik dibandingkan tahun 2020. Namun, diperlukan upaya untuk meningkatkan daya saing dan stabilitas sektor ini agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian Kep. Bangka Belitung di masa depan. Diversifikasi produk dan peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat menjadi strategi untuk mendorong pertumbuhan sektor ini.
Sumatera Barat
Sumatera Barat menduduki peringkat ke-6 di Pulau Sumatera dengan nilai PDRB ADHK Sektor Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik sebesar 125,66 Rp miliar. Pertumbuhan pada tahun ini tercatat mengalami penurunan sebesar 2,27% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun begitu, nilai ini masih lebih tinggi dibandingkan beberapa provinsi lain di Sumatera. Rata-rata pertumbuhan dalam lima tahun terakhir menunjukkan fluktuasi, namun Sumatera Barat tetap mampu mempertahankan posisinya di antara provinsi-provinsi lain di Sumatera. Penurunan ini perlu menjadi perhatian agar Sumatera Barat dapat meningkatkan daya saingnya di sektor ini.
(Baca: Jumlah Sekolah SMA di Kep. Bangka Belitung 2018 - 2024)
Bali
Bali menunjukkan performa yang cukup baik di sektor ini, menduduki peringkat pertama di wilayah Nusa Tenggara dan Bali dengan nilai PDRB ADHK sebesar 118,41 Rp miliar. Pertumbuhan yang dialami sebesar 3,23% dibandingkan tahun sebelumnya menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Posisi ini menjadikan Bali sebagai salah satu kontributor utama di sektor industri barang logam dan elektronik. Meskipun demikian, Bali perlu terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produknya agar tetap kompetitif di pasar nasional maupun internasional. Upaya pengembangan ini akan membantu Bali mempertahankan posisinya dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat mencatatkan nilai PDRB ADHK Sektor Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik sebesar 100,97 Rp miliar, menempatkannya di posisi ke-4 di Pulau Sulawesi. Penurunan sebesar 0,57% dibandingkan tahun sebelumnya menunjukkan perlunya perhatian lebih terhadap sektor ini. Posisi ini mengindikasikan bahwa Sulawesi Barat masih memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor industri barang logam dan elektronik. Dengan investasi yang tepat dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, Sulawesi Barat dapat meningkatkan posisinya di Pulau Sulawesi dan memberikan kontribusi lebih besar terhadap perekonomian daerah.
Bengkulu
Bengkulu berada di peringkat ke-8 di Pulau Sumatera dengan nilai PDRB ADHK sebesar 93,41 Rp miliar. Pertumbuhan sektor ini cukup signifikan, mencapai 4,94% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya potensi pertumbuhan yang baik di sektor industri barang logam dan elektronik di Bengkulu. Dengan terus meningkatkan investasi dan pengembangan sektor ini, Bengkulu berpotensi untuk naik peringkat dan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian Sumatera. Peningkatan ini akan membantu Bengkulu menjadi salah satu pemain kunci di sektor industri barang logam dan elektronik di wilayah tersebut.
Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan menempati posisi ke-4 di Pulau Kalimantan dengan nilai PDRB ADHK Sektor Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik sebesar 82,32 Rp miliar. Pertumbuhan yang dialami sebesar 4,51% menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan. Peringkat ini mengindikasikan bahwa Kalimantan Selatan memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor industri barang logam dan elektronik. Dengan investasi yang berkelanjutan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, Kalimantan Selatan dapat meningkatkan posisinya di Pulau Kalimantan dan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian daerah.
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat mencatatkan nilai PDRB ADHK Sektor Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik sebesar 64,14 Rp miliar, menempatkannya di posisi ke-2 di wilayah Nusa Tenggara dan Bali. Pertumbuhan sebesar 1,78% menunjukkan adanya peningkatan yang cukup baik. Posisi ini mengindikasikan bahwa Nusa Tenggara Barat masih memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor industri barang logam dan elektronik. Dengan investasi yang tepat dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, Nusa Tenggara Barat dapat meningkatkan posisinya di wilayah Nusa Tenggara dan Bali dan memberikan kontribusi lebih besar terhadap perekonomian daerah.