Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pertokoan di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tahun 2024 sebanyak 382 unit. Data historis menunjukkan fluktuasi jumlah pertokoan selama periode 2014-2024. Pada tahun 2014, tercatat 349 unit, kemudian meningkat menjadi 363 unit pada 2018, 402 unit pada 2020, sempat menurun menjadi 332 unit pada 2021, dan naik kembali menjadi 380 unit pada 2024. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2020 sebesar 10.74%, sedangkan penurunan terdalam terjadi pada tahun 2021 turun 17.41%. Dibandingkan tahun sebelumnya, pertumbuhan jumlah pertokoan pada tahun 2024 hanya sebesar 0.53%.
Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2020-2024) yaitu 363 unit, jumlah pertokoan pada tahun 2024 (382 unit) mengalami pertumbuhan sedikit lebih baik. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2014-2024) yaitu 365.2 unit, pertumbuhan tahun 2024 juga sedikit lebih baik. Secara ranking di tingkat pulau (Nusa Tenggara dan Bali), NTB berada di peringkat ke-2 pada tahun 2024, sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Secara nasional, NTB berada di peringkat ke-20 pada tahun 2024, juga sama dengan tahun 2021.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Ogan Ilir | 2005 - 2024)
Kenaikan tertinggi jumlah pertokoan di NTB dalam periode historis terjadi pada tahun 2020, yaitu sebesar 10.74%. Sebaliknya, penurunan terendah terjadi pada tahun 2021, yaitu turun 17.41%. Fluktuasi ini menggambarkan dinamika sektor pertokoan di NTB, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, dan perubahan perilaku konsumen.
Dibandingkan provinsi lain di pulau Nusa Tenggara dan Bali, NTB menempati peringkat ke-2 dengan nilai 382 unit. Bali menduduki peringkat pertama. Secara nasional, NTB berada di peringkat ke-20. Data ini menunjukkan bahwa sektor pertokoan di NTB cukup berkembang dibandingkan provinsi lain di pulau tersebut, namun masih perlu ditingkatkan untuk bersaing di tingkat nasional.
Anomali terjadi pada tahun 2021, dimana terjadi penurunan signifikan turun 17.41%. Penurunan ini cukup mencolok jika dibandingkan dengan pertumbuhan positif pada tahun-tahun sebelumnya dan sesudahnya. Kemungkinan besar, penurunan ini disebabkan oleh faktor eksternal seperti pandemi COVID-19 yang berdampak pada aktivitas ekonomi dan daya beli masyarakat.
Kalimantan Timur
Kalimantan Timur menempati peringkat ke-17 secara nasional dengan jumlah pertokoan sebanyak 458 unit. Pertumbuhan pertokoan di Kalimantan Timur mencapai 20.84%, menjadikannya salah satu provinsi dengan pertumbuhan tertinggi di Kalimantan. Peringkat di pulau Kalimantan adalah peringkat ke-2. Meski demikian, jika ditelisik lebih mendalam, pertumbuhan ini masih fluktuatif, karena pada tahun-tahun sebelumnya juga mengalami penurunan. Rata-rata dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan di wilayah Kalimantan Timur cukup dinamis dengan indikator mengalami pasang surut.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di Sulawesi Tenggara Periode 2018-2023)
Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah berada di posisi ke-18 secara nasional dengan 422 unit pertokoan. Meskipun demikian, daerah ini mencatat penurunan pertumbuhan turun 13.7%. Penurunan ini menempatkan Kalimantan Tengah pada peringkat ke-3 di pulau Kalimantan. Penurunan ini menunjukkan bahwa, sektor ritel di Kalimantan Tengah menghadapi tantangan yang signifikan dibandingkan wilayah lainnya. Jumlah pertokoan di Kalimantan Tengah menggambarkan dinamika pasar yang kompleks dan memerlukan perhatian khusus untuk memulihkan pertumbuhan sektor ritelnya.
Bali
Dengan jumlah pertokoan mencapai 385 unit, Bali menduduki peringkat ke-19 secara nasional. Pertumbuhan negatif turun 6.1% menempatkan Bali pada posisi pertama di wilayah Nusa Tenggara dan Bali. Data ini menunjukkan adanya perlambatan dalam sektor pertokoan di Bali, yang mungkin disebabkan oleh perubahan tren konsumen atau faktor ekonomi lainnya. Walaupun berada di peringkat pertama di wilayahnya, penurunan pertumbuhan menjadi perhatian tersendiri untuk meningkatkan kinerja sektor ritel.
Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan berada di urutan ke-21 secara nasional dengan total 329 unit pertokoan. Pertumbuhan positif sebesar 14.24% menempatkan Kalimantan Selatan di peringkat ke-4 di pulau Kalimantan. Pertumbuhan ini memberikan sinyal positif bahwa sektor pertokoan di Kalimantan Selatan menunjukkan peningkatan yang signifikan, meskipun posisinya di tingkat nasional masih perlu ditingkatkan. Ini menandakan adanya potensi besar untuk pengembangan sektor ritel di wilayah tersebut.
Bengkulu
Bengkulu menempati peringkat ke-22 secara nasional dengan 273 unit pertokoan. Pertumbuhan sektor ritel sebesar 1.11% menempatkan Bengkulu pada peringkat ke-9 di wilayah Sumatera. Pertumbuhan yang moderat ini menunjukkan stabilitas sektor ritel di Bengkulu. Ini mengindikasikan sektor pertokoan di Bengkulu relatif stabil, meski tidak mengalami pertumbuhan yang signifikan dibandingkan wilayah lain.
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Bangka Belitung menempati peringkat ke-23 secara nasional dengan 250 unit pertokoan. Pertumbuhan sebesar 5.49% menempatkan wilayah ini pada peringkat ke-10 di pulau Sumatera. Kenaikan ini menunjukkan adanya peningkatan dalam sektor ritel, menandakan adanya potensi pertumbuhan yang menarik. Data ini menandakan bahwa, sektor pertokoan di Kepulauan Bangka Belitung mengalami peningkatan.