Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Persentase Desa yang tidak Memiliki Sinyal Internet di Banten pada tahun 2024 sebesar 0.06 desa. Terjadi penurunan signifikan sebesar 50.04% dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 0.13 desa. Penurunan ini melanjutkan tren positif setelah sempat mengalami peningkatan dari 1.16 desa pada 2018 menjadi 0.26 desa pada 2021. Penurunan persentase desa tanpa sinyal internet ini menunjukkan adanya perbaikan infrastruktur dan jangkauan internet di wilayah Banten.
Secara historis, Persentase Desa Tanpa Internet di Banten fluktuatif dalam lima tahun terakhir. Tahun 2019 terjadi penurunan signifikan yaitu -88.89%, disusul lonjakan pertumbuhan 99.92% pada tahun 2020 yang menunjukkan anomali karena lonjakan tersebut tidak konsisten dengan tahun-tahun lainnya. Pada tahun 2024, pertumbuhan kembali menurun turun 50.04%. Dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir, persentase desa tanpa internet di Banten pada tahun 2024 menunjukkan perbaikan yang signifikan. Jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir, kondisi ini masih lebih baik.
(Baca: PDRB ADHB Sektor Jasa Keuangan Lainnya di Nusa Tenggara Timur | 2024)
Ranking Banten menurut pulau mengalami perbaikan dari peringkat 4 pada tahun 2021 menjadi peringkat 2 pada tahun 2024. Sementara itu, ranking secara nasional juga membaik, dari peringkat 30 pada tahun 2021 menjadi peringkat 31 pada tahun 2024. Meski peringkat membaik, angka ini masih menunjukkan bahwa Banten masih perlu berupaya lebih keras untuk meningkatkan jangkauan internet di seluruh desa.
Dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa pada tahun 2024, Banten memiliki nilai persentase desa tanpa internet yang lebih baik dibandingkan Jawa Timur (0.06 desa vs 0.09 desa), namun masih lebih tinggi dibandingkan Jawa Barat (0.06 desa vs 0.02 desa). Jawa Tengah tidak termasuk dalam data perbandingan yang tersedia. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerataan infrastruktur internet di Pulau Jawa masih menjadi tantangan tersendiri.
Kenaikan tertinggi Persentase Desa Tanpa Internet di Banten terjadi pada tahun 2020 dengan pertumbuhan 99.92%, yang merupakan sebuah anomali jika dibandingkan dengan tren penurunan yang terjadi pada tahun-tahun lainnya. Sementara itu, penurunan terendah terjadi pada tahun 2019 dengan -88.89%. Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya pemerataan internet di Banten masih menghadapi tantangan dan perlu terus ditingkatkan agar seluruh desa dapat terhubung dengan jaringan internet.
Riau
Provinsi Riau menempati peringkat 7 di Pulau Sumatera dengan persentase desa tanpa sinyal internet sebesar 0.21 desa pada tahun 2024. Meskipun demikian, terjadi pertumbuhan positif sebesar 0.33% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun jika dibandingkan dengan data 5 tahun terakhir, angka ini menunjukkan bahwa Riau masih perlu berupaya lebih keras untuk meningkatkan jangkauan internet di seluruh desa.
(Baca: Indeks Garis Kemiskinan di Kalimantan Timur | 2025)
Lampung
Lampung berada di peringkat 8 di Pulau Sumatera dengan nilai 0.11 desa pada tahun 2024. Mengalami pertumbuhan negatif signifikan yaitu -70.04%. Meskipun demikian, peringkat Lampung secara nasional masih belum memuaskan. Oleh karena itu, Lampung perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mempercepat pemerataan akses internet.
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat (NTB) menempati peringkat 2 di wilayah Nusa Tenggara dan Bali dengan persentase desa tanpa internet sebesar 0.09 desa. NTB mengalami penurunan signifikan turun 80.25% dibandingkan tahun sebelumnya. Secara nasional, NTB berada di peringkat yang relatif baik, namun tetap perlu berupaya untuk mempertahankan dan meningkatkan jangkauan internet.
Jawa Timur
Jawa Timur berada di peringkat 2 di Pulau Jawa dengan nilai 0.06 desa pada tahun 2024, mengalami penurunan turun 70.91%. Meskipun demikian, Jawa Timur perlu terus berinvestasi dalam infrastruktur dan program-program yang mendukung konektivitas digital.
Jawa Barat
Jawa Barat menduduki peringkat 4 di Pulau Jawa dengan persentase desa tanpa internet hanya sebesar 0.02 desa, mengalami penurunan tajam turun 80.33%. Dengan capaian ini, Jawa Barat menjadi salah satu provinsi dengan jangkauan internet yang paling baik di Indonesia.