Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat PDRB ADHB Sektor Jasa Keuangan Lainnya Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2024 mencapai Rp 1.460,99 miliar. Angka ini menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 6,25% dibandingkan tahun 2023. Terjadi kenaikan nilai sebesar Rp 85,97 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. Ini mengindikasikan sektor jasa keuangan lainnya di NTT terus berkembang.
Pertumbuhan PDRB sektor ini di NTT cenderung fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. Tahun 2017 menunjukkan pertumbuhan tertinggi dalam lima tahun terakhir yaitu sebesar 15,44%. Tahun 2021 justru mengalami pertumbuhan terendah yaitu 0,84%. Rata-rata pertumbuhan PDRB sektor jasa keuangan NTT dalam tiga tahun terakhir (2022-2024) adalah 6,85%, sedikit lebih baik dibandingkan rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir (2020-2024) yaitu 5,25%.
(Baca: PDRB ADHB di Kota Tomohon Menurut Sektor pada 2024)
Secara regional di wilayah Nusa Tenggara dan Bali, NTT menempati peringkat pertama dalam kontribusi PDRB sektor jasa keuangan lainnya pada tahun 2024. Secara nasional, NTT berada di peringkat 10. Nilai PDRB NTT masih jauh di bawah beberapa provinsi lain di Indonesia yang memiliki sektor jasa keuangan lebih maju.
Kenaikan tertinggi PDRB sektor ini di NTT dalam rentang waktu 2010-2024 terjadi pada tahun 2018, dengan peningkatan sebesar Rp 140 miliar. Sementara itu, kenaikan terendah terjadi pada tahun 2021, hanya sebesar Rp 10 miliar. Ini menunjukkan adanya anomali pada tahun tersebut yang perlu diinvestigasi lebih lanjut faktor-faktor penyebabnya.
Anomali pertumbuhan terendah pada tahun 2021, dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan tiga tahun sebelumnya, menunjukkan adanya dampak yang signifikan terhadap sektor jasa keuangan di NTT. Pertumbuhan yang jauh lebih rendah pada tahun tersebut mengindikasikan perlunya evaluasi terhadap kebijakan dan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja sektor jasa keuangan di provinsi ini.
Sumatera Barat
Sumatera Barat menempati peringkat kedua di pulau Sumatera dalam kontribusi PDRB sektor jasa keuangan, dengan nilai mencapai Rp 3.711,68 miliar. Pertumbuhan sebesar 8,49% menunjukkan kinerja yang solid. Meskipun demikian, peringkat secara nasional adalah 7, menunjukkan bahwa sektor ini masih memiliki potensi untuk berkembang lebih lanjut dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Selisih nilai dengan tahun sebelumnya adalah Rp 290,39 miliar.
(Baca: PDRB ADHB Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial di Sumatera Selatan | 2024)
Kalimantan Timur
Kalimantan Timur memimpin di pulau Kalimantan dengan PDRB sektor jasa keuangan sebesar Rp 2.674,92 miliar. Meskipun berada di peringkat 8 secara nasional, pertumbuhan sebesar 6,26% menunjukkan stabilitas. Kalimantan Timur tercatat selisih nilai dengan tahun sebelumnya adalah Rp 157,49 miliar. Secara umum, Kalimantan Timur tetap menjadi salah satu pilar ekonomi di Kalimantan, terutama dalam sektor ini.
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara mencatat PDRB sektor jasa keuangan sebesar Rp 2.007,14 miliar dan menduduki peringkat kedua di pulau Sulawesi. Dengan pertumbuhan 11,48% merupakan angka yang signifikan. Peringkat nasional adalah 9, menunjukkan bahwa Sulawesi Utara memiliki daya saing yang baik. Provinsi ini juga menunjukkan kinerja yang lebih baik dari rata-rata nasional. Selisih nilai dengan tahun sebelumnya adalah Rp 206,77 miliar.
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan berada di peringkat 3 di pulau Sumatera. PDRB sektor jasa keuangan mencapai Rp 1.460,09 miliar. Pertumbuhan sebesar 10,07% menunjukkan peningkatan yang menjanjikan. Peringkat 11 secara nasional menunjukkan bahwa ada ruang untuk pertumbuhan lebih lanjut dan peningkatan daya saing. Provinsi ini masih harus berjuang untuk meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian nasional. Selisih nilai dengan tahun sebelumnya adalah Rp 133,61 miliar.
Lampung
Lampung menempati peringkat 4 di pulau Sumatera. PDRB sektor jasa keuangan tercatat sebesar Rp 1.371,81 miliar. Pertumbuhan yang moderat sebesar 1,97% menunjukkan bahwa Lampung perlu berfokus pada inovasi. Dengan peringkat 12 secara nasional, Lampung memiliki potensi besar untuk pertumbuhan yang lebih tinggi. Selisih nilai dengan tahun sebelumnya adalah Rp 26,55 miliar.
DI Yogyakarta
DI Yogyakarta berada di peringkat 5 di pulau Jawa. PDRB sektor jasa keuangan mencapai Rp 1.327,53 miliar. Pertumbuhan sebesar 2,62% menunjukkan pertumbuhan yang stabil. Peringkat 13 secara nasional menunjukkan bahwa DI Yogyakarta memiliki potensi untuk pertumbuhan. Perlu fokus pada pengembangan sektor jasa keuangan. Selisih nilai dengan tahun sebelumnya adalah Rp 33,93 miliar.