Sumatera Utara merupakan provinsi dengan prevalensi balita stunting tertinggi ke-19 di Indonesia pada 2022. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di provinsi ini sebesar 21,1% di tahun tersebut.
Sumatera Utara sebenarnya mampu memangkas angka balita stunting sebesar 4,7 poin dari tahun sebelumnya. Pada 2021, prevalensi balita stunting di provinsi ini mencapai 25,8%.
Berdasarkan wilayahnya, terdapat 21 kabupaten/kota di Sumatera Utara yang memiliki prevalensi balita stunting di atas rata-rata provinsi, kemudian 12 kabupaten/kota lainnya di bawah angka rata-rata.
Kota Tapanuli Selatan merupakan wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Sumatera Utara pada 2022, yakni mencapai 39,4%. Angka ini melonjak 8,6 poin dari 2021 yang sebesar 30,8%.
Kabupaten Padang Lawas menempati peringkat kedua di Sumatera Utara dengan prevalensi balita stunting sebesar 35,8%. Kemudian, disusul oleh Kabupaten Mandailing Natal dengan prevalensi balita stunting 34,2%.
Prevalensi balita stunting terendah Sumatera Utara berada di Kabuapaten Labuhan Batu Utara, yakni 7,3%. Di sisi lain, Kota Medan menempati peringkat ke-27 di provinsi ini dengan angka balita stunting 15,4%.
Berikut prevalensi balita stunting di Sumatera Utara berdasarkan kabupaten/kota pada 2022:
- Kabupaten Tapanuli Selatan: 39,4%
- Kabupaten Padang Lawas: 35,8%
- Kabupaten Mandailing Natal: 34,2%
- Kabupaten Pakpak Bharat: 30,8%
- Kabupaten Tapanuli Tengah: 30,5%
- Kabupaten Humbang Hasundutan: 29,6%
- Kabupaten Nias Barat: 29,4%
- Kabupaten Padang Lawas Utara: 29,2%
- Kota Padangsidampuan: 28,8%
- Kabupaten Dairi: 28,6%
- Kabuapeten Tapanuli Utara: 27,4%
- Kabupaten Nias Selatan: 27,2%
- Kota Tanjung Balai: 26,9%
- Kabupaten Labuhan Batu Selatan: 26,4%
- Kabupaten Samosir: 26,3%
- Kabupaten Nias: 25,3%
- Kabupaten Karo: 24,9%
- Kabupaten Toba: 24,8%
- Kabupaten Labuhan Batu: 23,9%
- Kabupaten Batu Bara: 21,7%
- Kabupaten Serdang Bedagai: 21,1%
- Kota Tebing Tinggi: 19,6%
- Kota Binjai: 18,7%
- Kabupaten Langkat: 18,6%
- Kota Gunungsitoli: 17,7%
- Kabupaten Simalungun: 17,4%
- Kota Medan: 15,4%
- Kabupaten Asahan: 15,3%
- Kota Sibolga: 14,5%
- Kota Pematang Siantar: 14,3%
- Kabupaten Deli Serdang: 13,9%
- Kabupaten Nias Utara: 11,9%
- Kabuapaten Labuhan Batu Utara: 7,3%
(Baca: Ini Wilayah Aceh dengan Prevalensi Stunting Tertinggi pada 2022)