Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi protein per kapita per hari di perdesaan Nusa Tenggara Timur pada tahun 2024 sebesar 54.01 gram. Data historis menunjukkan adanya fluktuasi konsumsi protein dalam 11 tahun terakhir. Dari 2014 hingga 2024, konsumsi protein sempat mengalami peningkatan signifikan, namun juga penurunan.
Dibandingkan tahun sebelumnya, konsumsi protein di Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan sedikit turun 0.3% atau -0.16 gram. Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan rata-rata 3 tahun terakhir (2021-2023) sebesar 55.03 gram, konsumsi protein tahun 2024 lebih rendah. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun terakhir (2019-2023) sebesar 54.49 gram, konsumsi protein tahun 2024 juga lebih rendah.
(Baca: Produksi Bayam di Kalimantan Barat | 2024)
Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan tertinggi konsumsi protein perdesaan di Nusa Tenggara Timur terjadi pada tahun 2021, yaitu sebesar 4.2%. Sementara itu, penurunan terendah terjadi pada tahun 2023 dengan penurunan turun 2.01%. Ranking Nusa Tenggara Timur menurut pulau selalu berada di posisi 3 dalam 11 tahun terakhir. Untuk ranking se-Indonesia, NTT berada di posisi 29 pada tahun 2024.
Kenaikan tertinggi konsumsi protein per kapita per hari di perdesaan Nusa Tenggara Timur dalam data historis terjadi pada tahun 2018, yaitu sebesar 13.59% atau 6.52 gram. Sementara itu, penurunan terendah terjadi pada tahun 2015, yaitu turun 0.93% atau -0.42 gram. Anomali terjadi pada tahun 2018 yang mana kenaikannya jauh lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan sesudahnya.
Dibandingkan provinsi lain di pulau Nusa Tenggara dan Bali, konsumsi protein perdesaan di Nusa Tenggara Timur menempati peringkat ke-3 pada tahun 2024. Secara nasional, Nusa Tenggara Timur berada di peringkat ke-29 dari 34 provinsi. Nilai konsumsi protein per kapita per hari sebesar 54.01 gram ini menempatkan Nusa Tenggara Timur di bawah rata-rata nasional.
Gorontalo
Gorontalo menempati peringkat ke-6 di pulau Sulawesi dengan konsumsi protein perdesaan sebesar 56.83 gram per kapita per hari. Terjadi penurunan konsumsi sebesar 1.23% dibandingkan tahun sebelumnya, yang merupakan penurunan cukup signifikan. Meskipun demikian, nilai ini masih lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa provinsi lain di Sulawesi. Penurunan ini perlu menjadi perhatian pemerintah daerah agar konsumsi protein masyarakat dapat kembali meningkat.
(Baca: Harga Cabai Merah Keriting di 10 Provinsi Ini Paling Mahal (Selasa, 21 Oktober 2025))
Kalimantan Barat
Dengan nilai konsumsi protein perdesaan mencapai 56.73 gram per kapita per hari, Kalimantan Barat menduduki peringkat ke-5 di pulau Kalimantan. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terjadi penurunan sebesar 1.22%. Meski demikian, Kalimantan Barat menunjukkan performa yang lebih baik dibandingkan beberapa provinsi lain di Kalimantan. Ini mengindikasikan bahwa masyarakat Kalimantan Barat memiliki akses yang cukup baik terhadap sumber protein.
DI Yogyakarta
DI Yogyakarta mencatatkan angka konsumsi protein perdesaan sebesar 54.53 gram per kapita per hari dan menempati peringkat ke-5 di pulau Jawa. Angka ini mengalami penurunan signifikan sebesar 5.95% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini perlu diinvestigasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya dan segera diambil langkah-langkah perbaikan agar konsumsi protein masyarakat kembali meningkat. Perlu diingat bahwa Yogyakarta memiliki tantangan tersendiri karena kepadatan penduduk dan keterbatasan lahan.
Papua
Provinsi Papua mencatatkan peningkatan konsumsi protein perdesaan yang sangat signifikan sebesar 30.34%, dengan nilai 53.65 gram per kapita per hari, dan berhasil menduduki peringkat pertama di pulau Papua. Kenaikan ini menunjukkan keberhasilan program-program pemerintah daerah dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber protein. Prestasi ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar masyarakat Papua semakin sehat dan produktif.
Papua Barat Daya
Papua Barat Daya mencatatkan konsumsi protein perdesaan sebesar 50.71 gram per kapita per hari, berada di peringkat ke-2 di pulau Papua. Penurunan sebesar 3.29% dari tahun sebelumnya menunjukkan tantangan dalam menjaga tingkat konsumsi protein. Meskipun demikian, Papua Barat Daya tetap perlu berupaya untuk meningkatkan akses dan ketersediaan protein bagi masyarakatnya, mengingat pentingnya nutrisi bagi kesehatan dan kesejahteraan.
Maluku
Maluku berhasil meraih peringkat pertama di pulau Maluku dengan konsumsi protein perdesaan mencapai 49.42 gram per kapita per hari. Penurunan sebesar 1.68% dibandingkan tahun sebelumnya mengindikasikan bahwa pemerintah daerah perlu melakukan evaluasi terhadap program-program yang telah dijalankan. Meskipun berada di peringkat pertama di pulau Maluku, angka ini masih relatif rendah jika dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia, sehingga upaya peningkatan konsumsi protein perlu terus ditingkatkan.