Kementerian Pertanian mencatat produksi bayam di Kalimantan Barat pada tahun 2024 sebesar 3484 ton. Data historis menunjukkan bahwa produksi bayam di provinsi ini mengalami fluktuasi selama 25 tahun terakhir. Pada tahun 2024, produksi bayam sedikit menurun turun 3.9% dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, nilai produksi tahun ini masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata produksi dalam 3 tahun terakhir (2947.33 ton).
Rata-rata produksi selama 5 tahun terakhir (2891.4 ton) juga menunjukkan bahwa tahun 2024 memiliki catatan lebih baik. Peningkatan tertinggi dalam 5 tahun terakhir terjadi pada tahun 2016 dengan pertumbuhan 60.39%. Penurunan terendah terjadi pada tahun 2018 turun 2.03%. Produksi bayam di Kalimantan Barat menunjukkan anomali pada tahun 2016, di mana terjadi lonjakan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dan sesudahnya.
(Baca: Harga Cabai Merah Keriting di 10 Provinsi Ini Paling Mahal (Selasa, 21 Oktober 2025))
Secara regional, Kalimantan Barat menempati peringkat ke-2 produksi bayam di Pulau Kalimantan pada tahun 2024. Peringkat ini tidak berubah dibandingkan tahun sebelumnya. Secara nasional, Kalimantan Barat berada di peringkat ke-15 dalam produksi bayam. Nilai ini menunjukkan bahwa produksi bayam di Kalimantan Barat cukup signifikan dibandingkan provinsi lain di Indonesia.
Kenaikan produksi bayam tertinggi dalam data historis Kalimantan Barat terjadi pada tahun 2007, yaitu sebesar 100.33%. Sementara itu, penurunan terdalam terjadi pada tahun 2008 turun 44.72%. Fluktuasi ini menunjukkan bahwa produksi bayam di Kalimantan Barat rentan terhadap faktor-faktor eksternal, seperti perubahan iklim, serangan hama, dan kebijakan pertanian.
Jika dibandingkan dengan rata-rata produksi 3 tahun terakhir, produksi tahun 2024 lebih baik, tetapi perlu diperhatikan fluktuasi yang terjadi dari tahun ke tahun. Hal ini mengindikasikan perlunya upaya stabilisasi produksi bayam di Kalimantan Barat melalui penerapan teknologi pertanian yang tepat dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan menempati peringkat pertama produksi bayam di pulau Sulawesi dengan nilai mencapai 4781.14 ton. Meskipun demikian, terjadi penurunan sebesar 7.3% dibandingkan tahun sebelumnya. Posisi ini menempatkan Sulawesi Selatan pada urutan ke-12 secara nasional.
(Baca: Persentase Desa yang Sebagian Besar Keluarga Menggunakan LPG 3Kg untuk Memasak di Sulawesi Selatan | 2024)
Nusa Tenggara Timur
Dengan produksi sebesar 4602.09 ton, Nusa Tenggara Timur menduduki peringkat pertama di wilayah Nusa Tenggara dan Bali. Namun, terjadi penurunan signifikan turun 15.79% dibandingkan tahun sebelumnya. Secara nasional, Nusa Tenggara Timur berada di peringkat ke-13.
Kep. Riau
Kepulauan Riau mencatatkan produksi bayam sebesar 3979.96 ton dan menempati peringkat ke-7 di Pulau Sumatera. Terjadi peningkatan yang cukup signifikan sebesar 21.79%. Peringkat nasional Kepulauan Riau berada pada posisi ke-14.
Sumatera Selatan
Sumatera Selatan menghasilkan 2913.92 ton bayam dan berada di peringkat ke-8 di Pulau Sumatera. Terjadi penurunan turun 4.24% dibandingkan tahun sebelumnya. Secara nasional, Sumatera Selatan menempati urutan ke-16.
Sulawesi Tenggara
Dengan produksi 2780.87 ton, Sulawesi Tenggara menduduki peringkat kedua di Pulau Sulawesi. Terjadi peningkatan sebesar 5.66%. Peringkat nasional Sulawesi Tenggara adalah ke-17.
DI Yogyakarta
DI Yogyakarta memproduksi 2692.84 ton bayam dan menempati peringkat ke-5 di Pulau Jawa. Terjadi penurunan turun 15.48%. Secara nasional, DI Yogyakarta berada di peringkat ke-18.