Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Persentase Desa yang Sebagian Besar Keluarga Menggunakan LPG 3kg untuk Memasak di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan pada tahun 2024 adalah 100 persen.
Data historis menunjukkan angka ini stabil sejak tahun 2021, tidak mengalami pertumbuhan maupun penurunan. Jika dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun sebelumnya (2018-2020) yang juga berada di angka 100 persen, maka kondisi di tahun 2024 ini tidak menunjukkan perubahan signifikan.
(Baca: Nilai Investasi PMD Sektor Jasa Lainnya Periode 2013-2023)
Dalam lima tahun terakhir, persentase penggunaan LPG 3kg di desa-desa Kabupaten Bantaeng mengalami fluktuasi. Pada tahun 2019 sempat terjadi penurunan menjadi 91,04 persen, namun kembali pulih ke angka 100 persen di tahun 2020 dan bertahan hingga 2024. Penurunan di tahun 2019 menjadi titik terendah dalam lima tahun terakhir, dengan selisih -8,96 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada tahun 2024, Kabupaten Bantaeng menempati peringkat ke-30 di antara seluruh kabupaten/kota di Pulau Sulawesi dalam hal persentase desa yang sebagian besar keluarga menggunakan LPG 3kg untuk memasak. Secara nasional, Kabupaten Bantaeng berada di peringkat ke-180.
Data perbandingan menunjukkan bahwa banyak kabupaten/kota lain di Sulawesi Selatan yang juga mencapai angka 100 persen dalam indikator ini. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan LPG 3kg sebagai bahan bakar memasak sudah sangat umum di wilayah Sulawesi Selatan.
Kota Mojokerto
Kota Mojokerto, Jawa Timur, menunjukkan performa stabil dengan 100 persen keluarga di desa menggunakan LPG 3kg untuk memasak. Capaian ini menempatkan Kota Mojokerto pada posisi yang sangat baik dibandingkan daerah lain di Jawa Timur, bahkan secara nasional. Pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun mengindikasikan efektivitas program pemerintah dalam penyediaan dan distribusi LPG 3kg di wilayah ini. Meski tidak ada pertumbuhan signifikan karena sudah mencapai titik maksimal, stabilitas ini menjadi indikator keberhasilan yang patut diapresiasi. Secara ranking, Kota Mojokerto berada di jajaran atas secara nasional, menunjukkan komitmen dan implementasi yang baik dalam penyediaan akses energi bersih bagi masyarakat desa.
(Baca: PDRB Perubahan Inventori di Sulawesi Barat | 2024)
Kabupaten Lombok Barat
Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, juga mencatatkan angka sempurna 100 persen dalam penggunaan LPG 3kg untuk memasak di desa-desa. Konsistensi ini mencerminkan keberhasilan program konversi energi dan distribusi LPG 3kg yang merata di wilayah tersebut. Meskipun tidak ada pertumbuhan karena sudah optimal, pencapaian ini tetap membanggakan dan menunjukkan efektivitas kebijakan energi di tingkat lokal. Dengan nilai yang stabil, Lombok Barat mampu mempertahankan posisinya sebagai salah satu daerah dengan tingkat adopsi LPG 3kg tertinggi di Nusa Tenggara Barat. Posisi ini sangat penting dalam mendukung program pemerintah untuk mengurangi penggunaan bahan bakar tradisional yang kurang ramah lingkungan.
Kabupaten Lombok Tengah
Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, memiliki kesamaan dengan Lombok Barat, juga meraih angka 100 persen dalam penggunaan LPG 3kg untuk memasak. Capaian ini menunjukkan sinergi yang baik antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam mendukung program energi bersih. Walaupun tidak ada kenaikan, stabilnya angka ini memberikan kepastian bahwa masyarakat desa memiliki akses yang memadai terhadap LPG 3kg sebagai sumber energi utama untuk memasak. Konsistensi ini sangat penting dalam menjaga keberlanjutan program dan memastikan masyarakat terus merasakan manfaat dari penggunaan energi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Kabupaten Lombok Timur
Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, turut menyumbang angka 100 persen dalam indikator penggunaan LPG 3kg untuk memasak di desa. Keberhasilan ini mengindikasikan program distribusi LPG 3kg berjalan efektif dan mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat di Lombok Timur. Meskipun tidak ada perubahan signifikan, pencapaian ini tetap merupakan prestasi yang patut diapresiasi, karena menunjukkan bahwa masyarakat memiliki akses yang sama terhadap energi bersih dan terjangkau. Stabilitas dalam penggunaan LPG 3kg ini juga mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa melalui penyediaan energi yang lebih baik.
Kabupaten Sampang
Kabupaten Sampang, Jawa Timur, mencatat hasil yang sama dengan kabupaten/kota lainnya, yakni 100 persen penggunaan LPG 3kg untuk memasak di desa-desa. Ini menunjukkan bahwa program konversi energi dan penyediaan LPG 3kg telah sukses diterapkan di wilayah Sampang. Walaupun tidak ada pertumbuhan lebih lanjut, pencapaian ini menggarisbawahi keberhasilan pemerintah daerah dalam menyediakan akses energi bersih bagi seluruh masyarakat desa. Stabilitas ini memberikan jaminan bahwa masyarakat dapat terus menggunakan LPG 3kg sebagai sumber energi yang handal dan efisien, mendukung peningkatan kualitas hidup dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.