Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, PDRB Perubahan Inventori Sulawesi Barat pada tahun 2024 mencapai Rp 1.039.800 juta. Terjadi penurunan turun 9,13% dibandingkan tahun 2023. Jika dibandingkan rata-rata 3 tahun terakhir (2022-2024) sebesar Rp 697.216,67 juta, nilai ini lebih tinggi. Namun, jika dibandingkan rata-rata 5 tahun terakhir (2020-2024) sebesar Rp 161.980,02 juta, terdapat pertumbuhan yang signifikan.
Pertumbuhan tertinggi dalam 5 tahun terakhir terjadi pada tahun 2019 dengan 69,94%, sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2017 dengan -281,64%. Anomali terlihat pada tahun 2020 dimana terjadi penurunan tajam turun 152,04% setelah pertumbuhan positif di tahun sebelumnya. Kondisi ini jauh berbeda dibandingkan rata-rata pertumbuhan 3 tahun sebelumnya yang cenderung fluktuatif, namun tidak seekstrem penurunan di tahun 2020. Fluktuatifnya pertumbuhan PDRB Perubahan Inventori ini ditunjukkan dengan adanya perubahan yang signifikan setiap tahunnya, kadang naik tinggi dan kadang turun drastis.
(Baca: 99,9% Penduduk di Kabupaten Majene Beragama Islam)
Secara ranking di pulau Sulawesi, Sulawesi Barat menempati urutan ke-3 pada tahun 2024, sama dengan tahun 2023. Untuk ranking se-Indonesia, Sulawesi Barat berada di urutan ke-15, naik dari urutan ke-13 di tahun sebelumnya. Nilai PDRB Perubahan Inventori Sulawesi Barat tahun 2024 ini menempatkannya di atas provinsi lain di Indonesia.
Kenaikan tertinggi PDRB Perubahan Inventori Sulawesi Barat dalam data historis terjadi pada tahun 2019, mencapai Rp 439.304,91 juta. Sementara penurunan terendah terjadi pada tahun 2017 dengan nilai Rp -50.831,28 juta. Anomali terlihat pada tahun 2020, di mana terjadi penurunan signifikan menjadi Rp -388.520,56 juta. Hal ini berbeda dengan kondisi 3 tahun sebelumnya yang menunjukkan tren positif.
Secara keseluruhan, PDRB Perubahan Inventori Sulawesi Barat menunjukkan performa yang fluktuatif dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun ada pertumbuhan yang signifikan jika dibandingkan rata-rata 5 tahun, penurunan pada tahun 2024 menjadi perhatian. Dibandingkan dengan provinsi lain di Sulawesi, posisi Sulawesi Barat cukup baik, namun masih perlu ditingkatkan agar dapat bersaing di tingkat nasional.
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara menempati posisi kedua di Pulau Sulawesi, dengan nilai PDRB Perubahan Inventori sebesar Rp 1.420.280 juta. Meskipun demikian, terjadi penurunan yang cukup signifikan turun 57.11% dibandingkan tahun sebelumnya. Ranking Sulawesi Tenggara di tingkat nasional adalah ke-12. Pertumbuhan ini menunjukkan kondisi ekonomi yang perlu dievaluasi lebih lanjut.
(Baca: PDB Paritas Data Beli (PPP) Maroko 2015 - 2024)
Kep. Riau
Dengan nilai PDRB Perubahan Inventori sebesar Rp 1.367.410 juta, Kepulauan Riau berada di urutan ke-13 secara nasional. Pertumbuhan ekonomi wilayah ini mengalami penurunan turun 35.07% dibandingkan tahun sebelumnya. Kepulauan Riau menempati posisi keempat di antara provinsi-provinsi di Pulau Sumatera.
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur mencatatkan nilai PDRB Perubahan Inventori sebesar Rp 1.202.500 juta. Pertumbuhan ekonomi wilayah ini menunjukkan peningkatan sebesar 8.09% dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun secara nasional masih berada di peringkat ke-14. Di antara provinsi-provinsi di Nusa Tenggara dan Bali, NTT menempati posisi kedua.
Papua
Papua menempati posisi ke-16 secara nasional dengan nilai PDRB Perubahan Inventori sebesar Rp 897.000 juta. Namun, pertumbuhan ekonomi di wilayah ini mengalami penurunan yang sangat signifikan turun 92.65% dibandingkan tahun sebelumnya. Di antara provinsi-provinsi di Pulau Papua, Papua menempati posisi kedua.
Papua Barat
Papua Barat memiliki nilai PDRB Perubahan Inventori sebesar Rp 888.070 juta, menempatkannya di peringkat ke-17 secara nasional. Pertumbuhan ekonomi di wilayah ini mengalami penurunan yang sangat signifikan turun 315.04% dibandingkan tahun sebelumnya. Papua Barat berada di posisi ketiga di antara provinsi-provinsi di Pulau Papua.
Kalimantan Barat
Kalimantan Barat menempati peringkat ke-18 secara nasional, dengan nilai PDRB Perubahan Inventori sebesar Rp 809.850 juta. Pertumbuhan ekonomi di wilayah ini mengalami penurunan yang sangat signifikan turun 180.43% dibandingkan tahun sebelumnya. Kalimantan Barat berada di posisi pertama di antara provinsi-provinsi di Pulau Kalimantan.