PricewaterhouseCoopers (PwC) menyurvei persepsi konsumen global terkait kontribusi yang bisa dilakukan perusahaan makanan/minuman besar dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan konsumen pada awal 2025.
Guna mencapai dua hal tersebut, 51% konsumen menganggap perusahaan bisa berkontribusi dengan menyediakan lebih banyak produk yang ditargetkan untuk kebutuhan kesehatan yang spesifik. Cara lain yang direkomendasikan adalah meningkatkan nutrisi dalam produk hingga memenuhi penanggulangan perubahan iklim.
Berikut hasil lengkap survei PwC terkait kontribusi perusahaan makanan-minuman dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan konsumen:
- Menyediakan lebih banyak produk yang ditargetkan untuk kebutuhan kesehatan spesifik: 51%
- Meningkatkan nutrisi dalam penawaran produk inti: 46%
- Menawarkan lebih banyak produk rendah kalori: 45%
- Menginformasikan/mengedukasi konsumen tentang kesehatan dan nutrisi: 42%
- Menawarkan berbagai ukuran porsi/sajian: 32%
- Mensponsori/membuat inisiatif yang mendorong gaya hidup lebih sehat: 32%
- Memfokuskan pemasaran untuk menyoroti/menekankan pilihan yang lebih bergizi: 31%
- Mensponsori/membuat inisiatif yang mendorong pola makan dan aktivitas fisik yang lebih sehat: 31%
- Memenuhi tujuan iklim: 26%
- Menyesuaikan produk agar sesuai dengan selera lokal/budaya: 26%
- Memberikan saran nutrisi/ide resep yang disesuaikan berdasarkan data konsumen: 25%
(Baca: Rata-rata Pengeluaran Makanan Penduduk Indonesia 2024)
Menurut PwC, sekalipun konsumen sadar mereka bertanggung jawab terhadap kesehatannya sendiri, tapi mereka juga berharap perusahaan makanan/minuman dapat membantu mereka dalam menerapkan pola hidup sehat.
Hal tersebut terlihat dari 51% konsumen yang berpandangan, jika produsen dan manufaktur makanan memegang tanggung jawab utama untuk mendorong pola makan sehat dan bergizi.
“Diikuti oleh pemerintah dan organisasi kesehatan masyarakat (47%), pengecer dan toko kelontong (37%), serta restoran dan penyedia layanan makanan (22%),” kata PwC dalam laporannya.
Di sisi lain, sepertiga responden (33%) mengatakan manfaat kesehatan adalah salah satu faktor terpenting dalam keputusan mereka beralih merek makanan.
Hal tersebut sejalan dengan keinginan konsumen untuk mengurangi alkohol dan menghindari makanan ultra-olahan. Selain itu, lebih dari 50% responden pun berencana meningkatkan konsumsi produk segar.
Survei PwC dilakukan pada Januari-Februari 2025. Sebanyak 21.075 konsumen berusia minimal 18 tahun dari 28 negara dan wilayah terlibat dalam survei ini. Adapun wawancara dengan para eksekutif industri berlangsung pada Mei 2025.
(Baca: Tempat Konsumen Global Belanja Rutin Awal 2025, Supermarket Memimpin)