Menurut survei PricewaterhouseCoopers (PwC), pada awal 2025 mayoritas atau 62% konsumen global rutin belanja kebutuhan sehari-hari di supermarket melalui kunjungan ke toko fisik.
Sedangkan yang rutin belanja di supermarket secara online hanya 15%.
Tempat belanja favorit konsumen global berikutnya adalah toko swalayan lokal (34%) dan toko ritel diskon (25%), dua-duanya secara offline.
Sedangkan yang rutin belanja kebutuhan harian secara online di toko swalayan lokal (7%) dan toko ritel diskon (6%) lebih sedikit.
(Baca: Daftar Minat Belanja Milenial Selain Kebutuhan Pokok)
Berikut rincian tempat konsumen global belanja kebutuhan sehari-hari dengan frekuensi pembelian minimal seminggu sekali:
1. Supermarket/toko ritel besar
- Toko fisik: 62%
- Toko online: 15%
2. Toko swalayan lokal
- Toko fisik: 34%
- Toko online: 7%
3. Toko ritel diskon (discount retailer)
- Toko fisik: 25%
- Toko online: 6%
4. Toko ritel khusus makanan (specialty food retailer)
- Toko fisik: 21%
- Toko online: 6%
5. Pasar tani
- Toko fisik: 19%
- Toko online: 0%
6. Aplikasi belanja kebutuhan sehari-hari (on-demand grocery delivery platform)
- Toko fisik: 0%
- Toko online: 15%
7. Toko grosir
- Toko fisik: 7%
- Toko online: 0%
8. Layanan paket bahan makanan (meal-kit delivery services)
- Toko fisik: 0%
- Toko online: 8%
9. Langganan boks makanan (food subscription-box services)
- Toko fisik: 0%
- Toko online: 7%
Menurut PwC, data di atas menunjukkan bahwa konsumen global sudah mulai mengadopsi teknologi baru dan menjelajahi saluran belanja non-tradisional.
"Meskipun kunjungan langsung ke supermarket masih mendominasi, membentuk porsi signifikan dari belanja makanan harian atau mingguan (62%), layanan langganan boks makanan, meal-kit, belanja bahan makanan daring, dan pasar tani kini menjadi bagian integral dari ekosistem belanja makanan," kata PwC dalam laporan PwC’s Voice of the Consumer 2025.
PwC melakukan survei ini pada Januari-Februari 2025, melibatkan 21.075 responden berusia minimal 18 tahun yang tersebar di 28 negara.
(Baca: Pengeluaran Terbesar Warga RI untuk Makanan dan Produk FMCG pada 2024)