Global Burden of Disease (GBD) 2024 dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) menghimpun prevalensi lima jenis penyakit mental di dunia pada 2021.
Temuan yang diolah Our World in Data itu menunjukkan, penyakit mental tertinggi adalah gangguan kecemasan dengan prevalensi mencapai 4,4% dari seluruh penduduk global pada 2021.
Dari lima jenis penyakit itu, gangguan kecemasan menjadi satu-satunya yang mengalami peningkatan pada 2021. Sebelumnya, prevalensi jenis ini sebesar 4,3% pada 2020.
Kedua adalah gangguan depresi sebesar 4%. Gangguan bipolar menyusul di posisi ketiga dengan proporsi 0,5%.
Selanjutnya ada skizofrenia sebesar 0,3% dan gangguan makan sebesar 0,2%.
Our World in Data menyebut, sampel penelitian ini dari perkiraan jumlah orang yang mengidap setiap penyakit mental pada tahun tertentu, baik yang terdiagnosis maupun tidak, berdasarkan survei yang representatif, data medis, dan pemodelan statistik.
Data dari World Health Organization (WHO) menyebut, sebanyak 970 juta orang hidup dalam gangguan mental. Kecemasan dan depresi memang yang paling jamak.
Gangguan mental juga menyebabkan 1 dari 6 orang hidup dengan disabilitas. Kata WHO, orang dengan kondisi kesehatan mental yang parah meninggal 10 hingga 20 tahun lebih awal daripada populasi umum.
"Dan memiliki kondisi kesehatan mental meningkatkan risiko bunuh diri serta mengalami pelanggaran hak asasi manusia," tulis WHO dalam situsnya.
Dampak terhadap kondisi ekonomi penderita penyakit mental juga tak kalah besar. Menurut WHO, konsekuensi ekonomi dari penyakit tersebut adalah hilangnya produktivitas yang secara signifikan justru melebihi biaya perawatan langsung.
(Read: Mudah Marah, Masalah Kesehatan Mental Terbanyak yang Dialami Warga RI)