PricewaterhouseCoopers (PwC) mengungkap mayoritas masyarakat global menggunakan aplikasi yang berhubungan dengan kesehatan dan nutrisi dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini dimuat dalam PwC’s Voice of the Consumer 2025: A New Recipe for the Food Industry.
Berdasarkan survei yang dilakukan pada awal 2025, 33% responden menyatakan menggunakan aplikasi kesehatan untuk mendukung aktivitas olahraganya. Sementara ada juga 30% yang menggunakan untuk mendukung diet yang dilakukan.
Berikut alasan/aktivitas masyarakat global ketika menggunakan aplikasi kesehatan atau teknologi dalam kehidupannya:
- Instruksi dan pemantauan olahraga: 33%
- Diet, penurunan berat badan, dan makan sehat: 30%
- Kesehatan dan kesejahteraan mental: 28%
- Pelacakan tidur: 27%
- Kesehatan perempuan: 21%
- Berkomunikasi jarak jauh dengan layanan kesehatan: 20%
- Mengelola kondisi kronis: 18%
- Pemantauan real-time lanjutan yang memberikan rekomendasi nutrisi: 17%
- Tidak menggunakan aplikasi kesehatan atau teknologi: 30%
(Baca: 10 Aplikasi Kesehatan Terpopuler di Dunia pada 2024)
Menurut PwC, survei tersebut menunjukkan jika 70% konsumen saat ini sudah menggunakan setidaknya satu aplikasi kesehatan atau teknologi untuk menunjang rutinitasnya. Di sisi lain, 90% pengguna mengakui teknologi yang bisa digunakan sudah mempengaruhi kebiasaan harian.
Lebih lanjut, konsumen pun sudah menunjukkan kesiapan menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi dietnya. Sehingga, kata PwC, kondisi ini mewakili peluang besar untuk menciptakan ekosistem yang mengelaborasi kenyamanan, belanja, kesehatan, dan teknologi.
“Perusahaan yang dapat secara efektif mengombinasikan elemen-elemen ini berpotensi mendapatkan keuntungan dengan menawarkan kepada konsumen panduan yang mereka butuhkan untuk berbelanja, memasak, dan makan dengan baik, didukung oleh solusi berbasis AI,” ungkap PwC.
Survei PwC dilakukan pada Januari-Februari 2025. Sebanyak 21.075 konsumen berusia minimal 18 tahun dari 28 negara dan wilayah terlibat dalam survei ini. Adapun wawancara dengan para eksekutif industri berlangsung pada Mei 2025.
(Baca: Daftar Tujuan Penggunaan AI bagi Anak Muda Asia Tenggara 2024)