Menurut Resmed, perusahaan teknologi kesehatan asal Australia, kualitas tidur yang buruk bisa menimbulkan beragam dampak negatif.
Hal ini tercatat dalam Resmed’s 2025 Global Sleep Survey, laporan hasil survei kolaborasi Resmed dengan PureSpectrum.
Merujuk survei tersebut, mayoritas responden global (51%) merasa mengantuk sepanjang hari setelah mengalami tidur yang buruk.
Kualitas tidur yang buruk juga mengakibatkan suasana hati menjadi buruk (48%), mudah tersinggung (36%), merasa pusing di pagi hari (32%), dan sulit konsentrasi (31%).
Menurut Chief Medical Officer Resmed, Carlos Nunez, kualitas tidur yang buruk juga bisa meningkatkan risiko penurunan kemampuan kognitif, risiko kecemasan atau depresi, hingga masalah kesehatan fisik.
"Tidur yang buruk menyebabkan peningkatan risiko kondisi kesehatan kronis dan mengancam jiwa, seperti gagal jantung, diabetes, dan bahkan stroke. Itulah mengapa berbicara dengan dokter untuk mengobati tidur yang terganggu sangat penting," kata Nunez dalam laporan Resmed.
Resmed melakukan survei ini pada 12-28 Desember 2024, dengan melibatkan 30.026 responden dari 13 negara. Responden di setiap negara diasumsikan merepresentasikan gender dan usia populasi secara proporsional.
(Baca: 5 Faktor yang Mengganggu Kualitas Tidur Masyarakat Global)